Crispy

Tentara Myanmar Serang Desa-desa, Rampok Rumah Penduduk

  • Tentara menjarah rumah-rumah tertentu dan menjarah harta benda.
  • Penjarahan diduga dimotivasi melemahkan sumber pendanaan pengunjuk rasa.
  • Penduduk desa diduga menjadi penyumbang terbesar gerakan pembangkangan sipil.

JERNIH — Tentara dan polisi Myanmar menyerang desa-desa di Kotapraja Twente, pinggiran Yangon, dan menjarah barang-barang pribadi penduduk bernilai 20 juta kyat, atau Rp 203,8 juta.

Mengutip kesaksian penduduk Desa Phayagyi dan Ziphyugon, The Irrawaddy memberitakan perampokan terjadi 18 Maret lalu. Tentara dan polisi mendatangi rumah-rumah di Desa Phayagyi dan Ziphyugon.

Di Phayagyi, tentara menjarah rumah penjual es krim, dan mengambil satu juta kyat dari lemari, perhiasan emas senilai enam juta kyat, iPad, kamera seharga dua juta kyat, dan dua jam tangan mahal.

“Total kerugian yang saya alami 10 juta kyat,” kata pemilik rumah penjual es krim. “Itu belum termasuk kotak uang yang saya nggak tahu berapa isinya.”

Di rumah penjual gas dan kompor, polisi membawa barang-barang dagangan itu, plus ikan kering dan sejumlah uang. Nilai kerugian ditaksir tujuh juta kyat.

“Ini perampokan oleh tentara,” kata pemilik rumah. “Mereka datang dengan truk. Turun tepat di depan rumah saya, dan menembaki pintu, lalu menjarah semuanya.”

Di Desa Ziphyugon, tentara dan polisi mencuri 1,5 juta kyat dan makanan dari sebuah rumah. Mereka pergi meninggalkan rumah yang dirampok setelah merusak peralatan masak.

Tentara juga menggeledah rumah-rumah lain, tapi tak tahu apakah juga menjarah isinya.

Tidak jelas motif di belakang perampokan ini. Yang pasti, penduduk adalah penyandang dana aksi protes terhadap rejim militer.

Rejim militer menyebar telik sandi ke desa-desa, mencari informasi penduduk yang menyumbang ke aktivis dan pengunjuk rasa. Berdasarkan informasi itulah tentara merampok penduduk.

Di empat desa lainnya di Kotapraja Twante, tentara datang dengan empat truk, dan mendobrak lima rumah. Kepada penduduk tentara mengatakan sedang mencari bukti. Entah bukti apa.

Back to top button