Crispy

Teriakan Kemenangan Raul Fernandez di Philip Island

MotoGP sekali lagi menyajikan sesuatu yang berbeda. Dua anak muda Spanyol saling rebut juara. Setelah Mandalika yang milik Aldeguer. Di Australia milik Fernandez.

JERNIH –  Lintasan legendaris Phillip Island seakan tak ingin memberi tempat kepada pembalap-pembalap senior tampil dominan. Bahkan Bagnaia pun harus minggir sebelum mencapai garis finish. Kendati tanpa kehadiran Marc Marquez yang tengah dalam masa penyembuhan, MotoGP Australia 2025 tetaplah menawan.

Kali ini balapan menjadi milik Raúl Fernández, dan detik itu. Bezzecchi yang digadang akan mengambil poin besar hanya mampu di posisi tiga. Fernandez sukses mematahkan sekaligus mengalahkan pula Di Giannantonio yang duduk di posisi dua.

Ini podium pertama di tangga teratas MotoGP bagi Fernandez. Karenanya ia pantas berteriak sekeras-kerasnya begitu menerima piala.

Pembalap asal Madrid itu datang ke MotoGP pada 2022 sebagai salah satu talenta paling menjanjikan — runner-up Moto2 2021 dengan delapan kemenangan, gaya balap elegan, dan kecepatan alami yang membuat banyak orang membandingkannya dengan Jorge Lorenzo muda. Namun begitu naik ke kelas premier, kenyataan berbicara keras.

Musim-musim awalnya di KTM dan Tech3 penuh kesulitan: motor yang sulit ditaklukkan, cedera, dan tekanan mental. Banyak yang mulai meragukan apakah Fernández akan bertahan di grid MotoGP lebih dari beberapa musim.

Tapi tahun 2024 membawa secercah cahaya. Ia bergabung dengan Trackhouse Racing, tim satelit Aprilia asal Amerika Serikat yang baru beroperasi penuh, membawa semangat “rebuild” dan pendekatan berbeda: menumbuhkan pembalap, bukan sekadar mencari hasil cepat.

“Trackhouse memperlakukan saya seperti keluarga,” ujar Fernández pada wawancara di Le Mans pertengahan musim 2025. “Mereka percaya ketika saya bahkan belum bisa percaya pada diri sendiri.”

Awal musim masih inkonsisten — sering finis di luar sepuluh besar — tapi mulai dari Mugello dan Sachsenring, performanya naik signifikan. Ia beberapa kali finish di posisi enam besar, dan di Sprint Race Thailand sempat memimpin beberapa lap.

Tim principal Davide Brivio menyebut, “Kami melihat perubahannya setelah ia belajar untuk menekan motor Aprilia tanpa kehilangan kehalusan khasnya. Ia punya sentuhan yang luar biasa dengan ban belakang.”

Ketika MotoGP tiba di Phillip Island, banyak yang menilai Fernández bisa tampil kuat — lintasan cepat dan mengalir itu cocok dengan gaya riding-nya yang halus dan presisi.

Start dari posisi kelima, Fernández memulai dengan tenang. Fabio Quartararo sempat memimpin awal lomba, diikuti Marco Bezzecchi yang agresif. Namun drama terjadi: Bezzecchi harus menjalani dua long-lap penalties akibat insiden sebelumnya di Mandalika, dan itu membuka ruang bagi Raúl untuk menyerang.

Lap demi lap, ia mengatur ritme. Pedro Acosta dan Fabio Di Giannantonio menekan dari belakang, tapi Fernández menjaga ban belakangnya dengan sempurna di tengah kondisi angin yang tak menentu.

Ketika bendera kotak-kotak dikibarkan, nama Raúl Fernández terpampang di posisi pertama — selisih 1,418 detik di depan Di Giannantonio.

Begitu turun dari motor RS-GP, Fernández memeluk anggota tim satu per satu. Helmnya masih terpasang, tapi dari gesturnya terlihat jelas: air mata menahan jalan keluar.

“Saya tidak percaya… ini nyata?” katanya, suaranya bergetar. “Selama ini kami terus berjuang. Kadang saya hampir menyerah. Tapi tim ini — mereka tidak pernah berhenti percaya.”

“Kemenangan ini bukan hanya milikku. Ini milik semua orang yang mendukung ketika hasil belum datang. Kami akhirnya menemukan sesuatu — kombinasi yang pas antara saya dan motor. Saya ingin menikmatinya dulu sebelum memikirkan balapan berikutnya.”

Di sisi paddock, bos tim Davide Brivio tampak menahan senyum lega. “Ini kemenangan emosional. Kami tahu Raúl punya bakat besar, tapi terkadang butuh waktu untuk menyatukan semuanya. Hari ini, ia menunjukkan potensi sejatinya.”

Pedro Acosta, yang finis di posisi keempat, memberi ucapan selamat pribadi.

“Raúl pantas mendapat ini. Dia salah satu pembalap paling alami di grid, dan hari ini dia mengalahkan kami dengan kecerdasannya, bukan sekadar kecepatan,” ujarnya.

Marco Bezzecchi, meski kecewa dengan hukuman, juga tak ragu memberikan pujian, “Dia mengelola ban dengan luar biasa. Saya melihatnya dari jauh dan tahu dia tak akan tersentuh.”

Bagi Fernández, kemenangan di Australia adalah validasi perjalanan panjang menuju kematangan. Kemenangan ini adalah yang pertama sepanjang kariernya di MotoGP, dan juga kemenangan perdana Trackhouse Racing di kelas utama — momen bersejarah bagi tim muda yang baru dua tahun hadir di paddock.

Ia naik ke posisi 8 besar klasemen sementara, sebuah lompatan besar dari posisi 14 di awal musim. (*)

BACA JUGA: Fermín Aldeguer: Bocah Ajaib dari Murcia yang Menyalip Takdir di Mandalika

Back to top button