Crispy

The Passage Antar Tiga Mahasiswa UI Jadi Juara Desain Arsitektur di Amerika

The Passage sendiri, merupakan dua massa bangunan utama guna mempertegas strategi pembentukan ruang sirkulasi utama dengan sifat linear. Elemen penghubung antar unit, dirancang berupa ramp yang membentuk ruang komunal linear multifungsi hingga bisa dimanfaatkan bagi aktifitas pengembangan diri para tunawisma.

JERNIH-Tunawisma, memang menjadi salah satu masalah yang disandang kota-kota besar baik di negara berkembang atau negara maju sekalipun. Di kawasan Skid Row District, Los Angeles, Amerika Serikat, setidaknya ada 10.580 orang yang hidup sebagai gelandangan dan mereka merupakan orang dewasa di usia produktif.

Berangkat dari situ, tiga mahasiswa Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, membuat rancangan The Passage yang merupakan desain rumah susun sebagai solusi dalam menyediakan tempat tinggal bagi para tunawisma di kota besar, terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini.

Rancangan itu, kemudian mengantarkan Aurelia Audrey, Rizky Fauzan dan Tannia Aurellia, keluar sebagai juara kedua dalam sayembara sekelas dunia bernama Skid Row 2021 International Design Competition yang digelar The American Institute of Architects Committe on Design.

Tentu, Dekan Fakultas Teknik UI Heri Hermansyah bangga bukan kepalang dan menyampaikan apresiasi atas pencapaian mahasiswanya itu, termasuk pembimbingnya. Melalui keterangan tertulis, Heri berharap hal itu bisa memotivasi para mahasiswa arsitektur lainnya guna mengembangkan potensi dan kepercayaan diri dalam bersaing di kancah internasional.

“Desain The Passage dapat diimplementasikan di Indonesia dengan menyesuaikan kondisi yang ada sebagai alternatif solusi permasalahan gelandangan dan pengemis yang semakin marak di kota-kota besar Indonesia,” kata Heri.

Hajatan internasioal di bidang arsitektur itu sendiri, digelar pada 8 Oktober 2021 hingga 3 Januari 2022. Dan para mahasiswa tersebut, dibimbing dosen dan arsitektur profesional yakni, Evawani Ellisa, Baiq Lisa Wahyulinda juga Farrel Jeremiah.

Tannia Aurellia bilang The Passage merupakan jalan setapak yang sempit tapi juga menjadi tempat menjalani kehidupan yang besar dan dinamis. Dan tentu, bisa membawa perubahan bagi masyarakat guna mencapai produktifitas. Evawani Ellisa yang juga seorang perancang kota menyebutkan kalau desain tersebut, bisa menjadi jawaban atas tiga permasalahan utama terkait tunawisma yakni, tak produktif, diskriminasi serta tidak adanya perlindungan.

Sementara Rizky Fauzan bilang, ide desain ini dalam rangka menciptakan ruang dengan keterbukaan dan fleksibilitas yang fokus pada aspek positif kehidupan di jalanan. Makanya, sirkulasi menjadi tema penting dalam tema rancangan dan mendasar agar bisa memberi pengalaman hidup yang baik.

The Passage sendiri, merupakan dua massa bangunan utama guna mempertegas strategi pembentukan ruang sirkulasi utama dengan sifat linear. Elemen penghubung antar unit, dirancang berupa ramp yang membentuk ruang komunal linear multifungsi hingga bisa dimanfaatkan bagi aktifitas pengembangan diri para tunawisma.

Layout bersifat open plan guna merespon tantangan kebutuhan ruang di masa mendatang, baik dalam kondisi pandemi maupun non-pandemi,” kata Baiq Lisa Wahyulina.

Lisa, seperti diberitakan Tempo menyebutkan, peruntukkan ruang bersifat converitble, sementara ruang komunitas ditempatkan di bagian paling depan sebagai ruang terbuka yang dipenuhi tanaman hijau dan tangga lengkap dengan area duduk. Tujuannya, menciptakan ruang ramah bagi warga, meningkatkan interaksi antar penghuni, juga menggelar kegiatan sosial.

Sementara tu, mulai lantai dua hingga enam, tuang tengah bangunan dilengkapi tnajakan panjang yang menghubungkan semua tingkat berisi unit hunian sampai ke ujung paling atas bangunan. Setiap kali berpindah lantai melalui ramp, penghuni akan melewati teras lengkap dengan ruang terbuka hijau sebagai penyangga dan ruang bersama.[]

Back to top button