Tiga Petinggi Sunda Empire Diperiksa
BANDUNG – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat (Jabar) kini mengusut perkara Sunda Empire, dengan memanggil tiga petinggi yakni NB, RN, dan A.
Kabidhumas Polda Jabar, Kombes Pol Saptono Erlangga, mengatakan pemeriksaan tiga petinggi Sunda Empire tersebut, merupakan tahap lanjutan setelah perkara itu dinaikkan ke tahap penyidikan.
“Kan sudah ditingkatkan dari penyelidikan menjadi penyidikan, ini dilakukan pemeriksaan tambahan dari yang kemarin sudah dilakukan pemeriksaan sebelumnya,” ujarnya di Bandung, Selasa (28/1/2020).
Menurut Saptono, sebelum menetapkan tersangka, pihaknya terlebih dahulu menyampaikan pasal apa saja yang dikenakan terhadap kasus tersebut.
“Masih menunggu hasil proses pemeriksaan untuk bisa memastikan siapa yang menjadi tersangka. Nanti penyidik setelah selesai menetapkan tersangka, disampaikan juga pasalnya,” kata dia.
Polisi sebelumnya tengah mengusut kasus Sunda Empire yang ramai dibicarakan publik. Karena itu, melalui laporan model A-laporan temuan dari polisi sendiri- menjadi awal dari pengusutan perkara.
Selain itu, Pakar Telematika, Roy Suryo juga melaporkan dugaan penyebaran berita bohong (hoaks) yang dilakukan kelompok Sunda Empire ke Polda Metro Jaya. Laporan Roy terdaftar dengan LP/350/I/Yan.2.5./2020/SPKT/PMJ/24 Januari 2020.
Menurut Roy, penyebaran hoaks yang dilakukan Sunda Empire yakni lokasi berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan NATO di Wikipedia. Ia menuding kelompok Sunda Empire merubah tempat berdirinya PBB dan NATO menjadi di Bandung dengan akun anonim.
“Jadi sejarah tentang PBB itu diubah dengan kabar bohong, menyatakan kalau perserikatan bangsa-bangsa itu didirikan di Bandung di Gedung Isola di daerah Lembang,” ujarnya.
Roy bahkan membongkar identitas asli Rangga Sasana -salah satu petinggi Sunda Empire- yang dinilai banyak merekayasa sejarah. Mulai sebagai petinggi hingga pernah mengaku keturunan raja Prabu Siliwangi.
“Ini Edi Raharjo alias Rangga Sasana memang ‘halunya’ lebay dalam silsilah yang dia buat sendiri,” katanya.
“Seolah-olah keturunan Prabu Siliwangi. Nama ayah dan ibunya ditambah- tambahin. Gelar calon istrinya pun sudah ditulis memiliki 7 anak. Padahal nikah saja belum,” Roy melanjutkan.
Tak hanya itu, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Inspektur Jenderal Polisi Purnawirawan Anton Charliyan, beberapa waktu lalu menyebut fenomena Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat memiliki kaitan erat, memungkinkan kemunculannya didesain kelompok-kelompok tertentu.
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri (Kesbangpol) Kota Bandung, Ferdi Ligaswara, menjelaskan Sunda Empire tidak terdaftar sebagai mitra kerja dari pemerintah Kota Bandung.
Bahkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menjelaskan gerakan negara ilusi Sunda Empire membuat masyarakat bingung. Karenanya meminta masyarakat Jawa Barat mengedepankan akal sehat dalam menanggapi fenomena kerajaan baru. [Fan]