Anitha, ibu dua anak berusia 24 tahun di India, memfilmkan dirinya meminum racun setelah suami menjauhkannya dari Tik Tok.
Di Pakistan, seorang bocah membakar diri dan memfilmkannya akibat sayang ayah melarang membuat video dengan aplikasi Tik Tok.
The Intercept, sebuah koran di Brasil, melaporkan seorang remaja usia 19 tahun merekam aksi bunuh dirinya. Videonya bertahan satu setengah jam, menerima 500 komentar dan 15 keluhan sebelum diturunkan.
The Sun Online melaporkan kisah di atas hanya tiga dari 41 bunuh diri akibat Tik Tok. Sembilan di antaranya bunuh diri karena ingin ngetop di kalangan pengguna Tik Tok. Lainnya, bunuh diri karena dilarang orang terdekat bermain Tik Tok.
Tik Tok, menurut The Sun Online, menjadi aplikasi media sosial yang mematikan dan bunuh diri. Sisi gelap Tik Tok yang belum disadari banyak orang.
Mencelakakan Diri
Anda ingin bunuh diri? Silahkan cari di aplikasi Tik Tok. Anda akan mendapatkan sejumlah nomor dan tautan yang menawarkan bantuan.
Ada video yang menunjukan seorang remaja mengancam bunuh diri di feed Tik Tok.
Kendati banyak komentar meminta pengguna agar berbicara dengan seseorang, vide belum dihapus. Ada pula video yang memberikan metode bunuh diri kepda semua pengguna.
Molly Russel, 14 tahun, bunuh diri beberapa hari sebelum ulang tahunnya hanya karena melihat gambar-gambar bunuh diri di Isntagram.
Ayah bocah malang itu menyeru kepada raksasa media sosial memebrikan data kepada peneliti, untuk mencegah kematian. Ia juga tidak ragu mengatakan penyebab bunuh diri anaknya adalah media sosial itu.
Tik Tok berkelit dengan mengatakan tidak ada konten yang mempromosikan meukai diri atau bunuh diri, yang diijinkan di aplikasi.
Bukan hanya bunuh diri, Tik Tok ditengarai menyebabkan banyak remaja sekarat akibat mencekalakan diri dengan meniru adegan berbahaya.
Di India, dua remaja tewas saat membuat klip di rel kereta api. Di negara yang sama, seorang remaja gagal mendengar suara kereta di belakangnya karena asyik merekam gambar dengan kamera handpohone.
Cerita tak sedap lain dari India adalah remaja yang tak sengaja menembak diri, ketika sedang syuting senjata di Tik Tok.
Sedemikian banyak insiden membuat India menghapus Tik Tok dari toko aplikasi. Padahal, jumlah pengguna Tik tok di negara itu mencapai 120 juta.
Ada korban tewas, bukan satu tapi beberapa, tidak menyurutkan keinginan pengguna untuk melakukan tindak berbahaya dan mengerikan.
Beberapa pengguna membuat diri mereka pingsan karena tantangan. Pengguna memberikan insruksi agar remaja lain dapat mengikuti.
Artinya, anak-anak dalam video memprovokasi orang-orang sebaya mereka untuk menjawab tantangan berisiko. Di Venezuela dan Inggris, Rompraneos dan Skullbreakier — namanya udah mengerikan — menggila dengan ribuan hits.
Seorang ibu di Arizona berbagi foto menyedihkan putranya, dengan wajah berdarah sedang berbaring di tempat tidur, akibat tertipu melewati tantangan terjun bebas.
Tik Tok Harus Bertanggung Jawab
Suka atau tidak media sosial memiliki dampak positif dan negatif. Banyak orang menggunakannya karena dampak positifnya, tapi siapa yang harus bertanggung jawab ketika media sosial berdampak positif.
Tom Madders, direktur kampanye YoungMinds, mengatakan; Tik Tok harus bertanggung jawab atas konten berbahaya di platform mereka.
Sekolah, masih menurut Madders, harus mengajarkan anak-anak tentang apa yang harus dilakukan jika mereka melihat konten mengecewakan, dan bagaimana menggunakan dunia online denganc ara positif untuk kesehatan mental.
Tik Tok menegaskan ada langkah-langkah perlindungan untuk mengurangi peluang penyalahgunaan.