Tingkat Literasi Jeblok, Selandia Baru Keluarkan Larangan Bawa HP ke Sekolah
- Dulu, sekolah-sekolah di Selandia Baru membanggakan tingkat literasi yang tinggi.
- Kini, pelajar Selandia Baru tak membaca dan menulis tapi lebih suka main HP. PM Christopher Luxon gundah.
JERNIH — Perdana Menteri (PM) Christopher Luxon, Jumat 1 Desember, mengumumkan akan melarang siswa membawa handphone ke sekolah, menyusul tingkat literasi negara itu yang anjlok.
“Larangan akan berlaku di seluruh Selandia Baru,” kata Luxon. “Kami ingin anak-anak kami belajar, dan guru mengajar.”
Beberapa tahun lalu sekolah-sekolah di Selandia Baru membanggakan diri dengan nilai literasi tertinggi di dunia. Namun, tingkat baca-tulis siswa menurun drastis, bahkan ke titik paling rendah dalam tiga tahun terakhir.
Beberapa peneliti mengatakan Selandia Baru akan menghadapi krisis literasi, yang membuat pemerintah perlu bertindak.
Luxon mengatakan larangan membawa handphone ke sekolah juga diterapkan di AS, Inggris, dan Prancis, dengan hasil yang berbeda. Selandia Baru berharap langkah ini akan membantu siswa fokus pada pelajara yang diberikan guru.
Pemerintahan konservatif Luxon, dilantik Senin lalu, terperosok ke dalam kontroversi selama sepekan kekuasaannya. Luxon membatalkan langkah pengendalian tembakau, yang bertujuan melarang penjualan rokok kepada siapa pun yang lahir tahun 2008, yang membuat para dokter mengatakan Selandia Baru menghadapi tragedi kesehatan masyarakat.
Luxon juga setuju memulai eksplorasi minyak dan gas lepas pantai, dan mengabaikan salah satu kebijakan perubahn iklim yang diusung mantan PM Jacinda Ardern.