Tragedi Media Digital: Vice.com Tutup, Berhentikan Ratusan Karyawan
- Vice.com sempat bernilai 5,7 miliar dolar AS, atau Rp 88,9 triliun.
- Setelah Shane Smith mundur, Vice.com terhuyung kesulitan modal.
- Vice.com menjadi kegagalan epik paling kacau.
JERNIH — Vice.com, Kamis 22 Februari, mengumumkan berhenti menerbitkan konten baru dan memberhentikan ratusan karyawan.
Salah satu karyawan mengatakan situs web masih tersendia, tapi sistem manajemen konten dimatikan beberapa menit sebelum tengah malam. Bruce Dixon, CEO Vice.com, mengatakan perusahaan VICE akan bertransisi ke model studio.
“Kami membuat dan memproduksi konten luar orisinal luar biasa sesuai merk Vice,” kata Dixon dalam pesan singkat kepada staf. “Namun untuk mendistribusikan konten digital seperti yang kami lakukan tidak lagi hemat biaya.”
Menurut Dixon, kelak Vice akan bermitra dengan perusahaan media mapan untuk mendistribusikan konten digital di platform besar. Refinery29, outlet yang mengutamakan sosial dan diakuisisi Vice tahun 2019, akan terus beroperasi hingga perusahaan dapat menjualnya.
“Mitra keuangan kami mendukung dan setuju berinvestasi dalam model operasi ini di masa depan,” kata Dixon.
Vice telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Mei 2023, dan diakuisisi oleh Fortress Investment Group serta dana indung nilai yang dijalankan George Soros — miliarder dan mega donor Partai Demokrat.
Meski pernah memproduksi video dokumenter yang menegangkan, dalam beberapa tahun terakhir situs itu akhirnya terobsesi dengan politik sayap kiri dan fokus pada isu gender dan ras. Seorang kritikus memposting kolase artikel semacam itu di X untuk merayakan kematian Vice.com.
“Vice gagal karena komunisme adalah model bisnis yang buruk,” kata Tim Pool, yang pernah bekerja untuk Vice sebelum meluncurkan konglomerat media milik sendiri.
“Saya menulis untuk Vice.com tahun 2012-2016, ketika masyarakat masih menganggap Vice memiliki kolom yang berorientasi politik,” kata Michael Tracey, jurnalis independen. “Benar-benar sebuah kegagalan epik yang telah mengacaukannya separah ini.”
Vice dimulai sebagai majalah budaya pop dan seni di Montreal, Kanada, awal 1990-an. Pendirinya adalah tiga serangkai; Gavin McInnes, Shane Smith, dan Soroosh Alvi.
Tahun 2001, outlet itu pindah ke kawasan Williamsburg di Brooklyn — ibu kota hipster AS — dan memanfaatkan gelombang popularitas media sosial untuk menjadi pusat kekuatan.
McInnes mengundurkan diri tahun 2008 karena perbedaan kreatif. Smith angkat kaki sebagai CEO tahun 2018.
Didanai perusahaan-perusahaan besar dan modal ventura sepanjang 2010-an, Vice sempat bernilai 5,7 miliar dolar AS tahun 2017. Smith menjadi raja media model baru saat itu.
Setelah kepergian Smith, Vice kesulitan menarik modal baru dan mulai memberhentikan staf. Vice adalah tragedi industri media era digital.