Ukraina Bersiap Hadapi Pertempuran Terakhir Mempertahankan Muriopol
- Amunisi menipis dan setenah pasukan terluka, tapi menolak menyerah.
- Pertempuran terakhi dipastikan akan menewaskan setengah pasukan, dan lainnya tertawan.
JERNIH — Ukraina mempersiapkan pertempuran terakhir untuk menguasai kembali pelabuhan selatan Muriopol, yang dikepung Rusia sejak invasi.
“Hari in, Senin 11 April, mungkin menjadi pertempuran terakhir,” tulis Brigade Angkatan Laut ke-36 Angkatan Bersenjata Ukraina di laman Facebook-nya dan dikutip The Moscow Times. “Amunisi sudah hampir habis.”
BACA JUGA:
- Muriopol Hancur Total tapi Ukraina Menolak Menyerah
- Dua Roket Hantam Stasiun Kereta Padat Pengungsi Ukraina, 30 Tewas, 100 Terluka
Menurutnya, pertempuran terakhir akan menjadi kematian bagi sebagian anggota pasukan dan menjadi tawanan pasukan Rusia. Mereka sadar telah terkepung, tapi menolak menyerah.
Brigade Angkatan Laut ke-36 mempertahankan Muriopol selama 47 hari, dan melakukan sesuatu yang tidak mungkin untuk mempertahakan kendali kota.
Rusia mengatakan pertempuran baru-baru ini berpusat di sekitar pabrik baja Azovstal dan di pelabuhan. Di dua tempat itu Rusia secara bertahap mendorong pasukan Ukraina bertahan, mengepungnya dengan api, dan berusaha menghancurkan.
“Setengah anggota Brigade Angkatan Laut ke-36 terluka,” kata Brigade itu. “Mereka yang anggota tubuhnya tidak terkoyak, kembali angkat senjata dan kembali ke pertempuran.”
Menurutnya, semua infateri tewas dan tembak-menembak dilakukan pasukan artileri, penembak antipesawat terbang, operator radio, pengemudi, dan juru masak.
“Bahkan, anggota orkestra ikut dalam pertempuran,” katanya.
Marinir juga mengeluhkan kurangnya komunikasi dukungan dari pimpinan militer. “Tidak ada yang mau berkomunikasi dengan kami, karena kami telah dihapus,” tulisnya.
Namun Panglima AB Ukraina Valery Zaluzhny menulis di Facebook bahwa hubungan dengan unit-unit pasukan pertahanan yang secara heroik menguasai kota terjaga dan stabil.
Tentara Ukraina, menurutnya, melaukan segalanya untuk menang dan menyelamatkan nyawa personel, plus warga sipil.
Muriopol menyaksikan pertempuran paling sengit sejak Kremlin melancarkan serangan ke Ukraina. Kota itu nyaris rata dengan tanah, karena Rusia benar-benar ingin mengapus Muriopol.
Ribuan warga sipil diperkirkan tewas di kota itu. Pengungsi berbicara tentang kondisi kelaparan dan kedinginan mengerikan. Warga sipil bersembunyi di ruang bawah tanah.