Ukraina-Rusia Bertempur Hebat di Atas Ladang Mayat di Soledar
- Perang di Soledar dan Bakhmut sangat rumit, karena siapa pun tak tamu maka kawan dan lawan.
- Tidak ada pertolongan. Prajurit terluka mati di tempat kehabisan darah atau kedinginan.
JERNIH — Rusia dan Ukraina terlibat pertempuran hidup-mati di Soledar, Ukraina timur, dengan mayat bergelimpangan di seluruh medan tempur dan prajurit terluka tanpa pertolongan.
Soledar terletak di kawasan indusri Donbas, hanya beberapa mil dari Bakhmut — lokasi pasukan kedua pihak mengalami kerugian besar dalam perang parit paling intens sejak Rusia menginvasi Ukraina 11 bulan lalu.
Hanna Malyar, wakil menteri pertahanan Ukraina, dalam laporan di aplikasi pesan Telegram mengatakan pasukannya memuul mundur upaya Rusia merebut Soledar. Namun, lanjutnya, sejumlah besar unit Grup Wagner — tentara bayaran Rusia — dengan cepat kembali dengan taktik baru dan lebih banyak tentara.
“Mereka bergerak di bawah perlindungan artileri berat,” kata Malyar. “Mereka melangkahi mayat-mayat rekan mereka, menggunakan artileri massal, sistem MLRS, dan mortir.”
Kementerian Pertahanan Rusia tidak menyebur Soledar atau Bakhmut dalam jumpa pers rutin, Senin 9 Desember, atau sehari setelah menghadapi kritik atas klaim salah tentangan serangan rudal ke barak sementara Ukraina.
Wagner didirikan Yevgeny Prigozhin, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka terkenal bengis, brutal, dan biadab, karena terdiri dari mantan narapidana. Mereka berpengalaman tempur di Afrika dan kini diterjunkan di Ukraina.
Prigozhin mencoba merebut Bakhmut dan Soledar selama berbulan-bulan, dengan mengorbankan banyak nyawa pasukannya. Menurutnya, signifikansi pertempuran terletak pada jaringan terowongan pertambangan bawah tanah yang menampung sejumlah besar orang, tank, dan mesin perang lainnya.
Analis militer Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan pertempuran di Bakhmut dan Soledar yang paling intens di seluruh zona tempur garis depan. Di kedua tempat ini, Rusia dan Ukraina hanya memperoleh sedikit kemajuan.
“Rusia menyerang posisi kami secara bergelombang. Yang terluka mati di tempat akibat kehabisan darah atau kedinginan, dan nyaris tanpa pertolongan,” kata Zhdanov. “Tidak ada yang datang untuk membantu atau mengumpulkan mayat.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Senin 9 Desember, mengatakan Bakhmut dan Soledar bertahan meski kehancuran meluas. “Tidak ada lagi tembok berdiri di Soledar, dan tanah berselimut mayat pasukan Rusia,” katanya.
Menurut Zelensky, berkat ketahanan tentara kami di Soledar kami memenangkan tambahan waktu dan kekuatan. Zelensky tidak menguraikan apa yang dimaksud tambahan waktu.
Soledar: Penting Nggak Penting
Jenderal Valery Zaluzhniy, panglima tertinggi Ukraina, memperingatkan Rusia sedang mempersiapkan pasukan baru dan akan melancarkan serangan baru. Sasaran serangan kemungkinan Kyiv — ibu kota Ukraina.
Ukraina relatif tidak memiliki pasukan baru, karena yang diperlukan adalah senjata baru. Prancis, Jerman, dan AS, berjanji mengirim senjata baru. Inggris sedang mempertimbangkan memasok Ukraina dengan tank.
Taras Berezovets, jurnalis, komentator politik dan perwira tentara Ukraina, mengatakan merebut Soledar nggak ada gunanya. Namun, lanjutnya, Soledar adalah trofi yang diinginkan Prigozhin.
“Jadi, pertempuran di Soledar itu perang pribadi Prigozhin,” kata Berezovets di YouTube. “Merebut Soledar harusnya lebih mudah dibanding Bakhmut, tapi mengapa begitu sulit bagi Prigozhin.”
Pejabat AS punya pandangan lain. Di Soledar terdapat pertambangan garam. Prigozhin mengincar tambang garam dan gipsum. Tambang itu terbentang 100 mil di bawah tanah, dengan gua-gua berskala auditorium.
Berezovets mengatakan serangan Rusia ke Bakhmut dan Soledar berupa gelombang kecil, dengan jumlah pasukan tak lebih 15 orang Rusia. Gelombang pertama biasanya musnah, alias tak ada yang kembali ke induk pasukan.
“Kerumitan pertempuran di Bakhmut dan Soledar adalah sulit menentukan siapa kawan dan lawan,” kata Berezovets.
Di pusat pengungsian di Kramatorsk, Olha — pria berusia 60 tahun — mengatakan dia melarikan diri dari Soledar setelah pindah dari satu ke lain apartemen. Semua apartemen hancur dalam pertempuran tank.
Tidak ada satu rumah, apalagi apartemen, yang utuh di Soledar. “Apartemen terbakar dan terbelah dua,” kata Olha.