Unik! Kantin Sekolah di Bandung Ini, Bayar Jajanan Tak Pakai Uang
BANDUNG – Jajanan yang dibeli, pastinya harus dibayar pakai uang. Namun berbeda dengan kantin di Sekolah Menegah Kejuruan Negeri (SMKN) 15 Bandung. Disini, uang tak digunakan sebagai alat bayar ketika berbelanja.
Para pelajar di sekolah itu, mewajibkan pembayaran dengan menggunakan koin khusus. Hal tersebut merupakan inovasi teaching factory jurusan tata boga.
Cukup unik memang, jika melihat bagaimana mereka jajan dan bertransaksi di sembilan stand penjualan di kantin yang dinamakan Libel Educafetaria. Penggunaan koin mirip dengan yang biasa dilakukan di sejumlah mall sebagai tiket atau koin wahana permainan.
Kantin Libel Educafetaria mempunyai sembilan stan penjualan, yang tiap-tiap stan-nya memiliki karakteristik. Di antaranya jajanan tradisional, makanan barat (luar negeri), dan makanan cepat saji.
Koordinator teaching factory, Emma Muslimah, menjelaskan ada tiga tujuan dari kantin Libel Educafetaria. Pertama, menjaga kehigienisan makanan, karena penjual dan siswa tidak harus memegang dan bertransaksi dengan uang yang terpapar banyak bakteri.
Kedua, melatih kedisiplinan menukar koin dengan cara mengantre. Hal tersebut merupakan salah satu pendidikan karakter melalui cara yang sederhana. Ketiga, agar unik dan beda dengan sekolah lain.
“Ini memang ciri khas sekolah kita,” katanya di Bandung, Rabu (13/11/2019).
Dari sembilan stan penjualan, dua di antaranya dikelola siswa jurusan tata boga. Sedangkan sisanya, diisi oleh mitra usaha dari usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang juga memandu para siswa dalam proses produksi hingga penjualan.
“Di sekolah hanya diajarkan membuat pastry, tidak belajar membuat makanan Barat. Nah, mereka diterjunkan langsung ke mitra usaha untuk mempelajari hal tersebut,” jelasnya.
Ke depan, ia dan pihak sekolah berencana memasarkan produk siswa tata boga melalui marketplace, agar bisa lebih dikenal luas oleh masyarakat.
“Kemarin baru daftar dan semoga ke depan bisa dikenal oleh masyarakat saat penjualan memakai sistem daring,” ujarnya.
Salah seorang siswa, Andini Dwi Lestari, mengaku senang melihat sistem pembayaran di kantin sekolahnya itu. Meski berbeda dari kebanyakan, keunikan tersebut menjadi salah satu daya tarik tersendiri, bagi siswa yang gemar jajan mie dan batagor ini.
“Kalau bisa, tempatnya lebih gede dan sama lebih banyak yang jualannya,” kata Andini. [Zin]