Wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo Sudah Menewaskan 31 Orang

- Badan PBB mengonfirmasi 48 kasus sejak wabah diumumkan awal bulan ini, pertama kalinya dalam tiga tahun.
- Lebih dari 900 kontak telah diidentifikasi dan otoritas kesehatan sedang menindaklanjuti mereka. Pada hari Selasa, dua pasien pertama yang pulih telah dipulangkan.
JERNIH – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa 31 orang telah meninggal akibat Ebola di Republik Demokratik Kongo bulan ini. WHO dan mitranya mengirimkan lebih dari 14 ton peralatan dan perlengkapan medis penting serta mengerahkan 48 ahli.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada wartawan, Kamis (18/9/2025) di Jenewa bahwa ada 48 kasus terkonfirmasi dan kemungkinan di Republik Demokratik Kongo di tengah wabah Ebola pertama dalam tiga tahun.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika mengatakan minggu lalu bahwa penyakit tersebut, yang sebelumnya terbatas pada dua distrik, kini telah menyebar ke empat distrik. Wabah ini pertama kali diumumkan dua minggu lalu di dekat kota Bulape.
Tedros mengatakan WHO dan mitranya mendukung respons pemerintah, mengirimkan lebih dari 14 ton peralatan dan perlengkapan medis penting serta mengerahkan 48 ahli. “Kami telah membantu mendirikan pusat perawatan Ebola dengan 18 tempat tidur, dan saat ini ada 16 pasien yang sedang dirawat,” ujarnya kepada wartawan.
Tedros mengatakan bahwa upaya vaksinasi sedang dilakukan untuk kontak, calon kontak, dan pekerja garis depan. “Rangkaian terapi antibodi monoklonal Mab114 juga telah dikirim ke pusat-pusat perawatan di Bulape, dan sejauh ini, 14 pasien telah menerima obat tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut, Tedros menambahkan bahwa lebih dari 900 kontak telah diidentifikasi dan otoritas kesehatan sedang menindaklanjuti mereka. Pada hari Selasa, dua pasien pertama yang pulih telah dipulangkan.
Ebola adalah demam berdarah virus yang pertama kali ditemukan di Afrika pada 1970-an. Penyakit ini terutama ditemukan pada hewan liar, terutama kelelawar buah. Hutan tropis yang lebat di Republik Demokratik Kongo berfungsi sebagai reservoir alami bagi virus Ebola, yang dapat menyebabkan nyeri tubuh, diare, demam, serta gangguan fungsi ginjal dan hati. Virus ini dapat bertahan dalam tubuh penyintas, terkadang muncul kembali bertahun-tahun kemudian.
Antara 2014 dan 2016, tiga negara di Afrika Barat – Guinea, Liberia, dan Sierra Leone – mengalami wabah Ebola paling mematikan yang pernah tercatat, dengan penyakit tersebut menewaskan lebih dari 11.000 orang.






