Crispy

Wanita Tertua di Dunia tak Jadi Bawa Obor Olimpiade 2020

  • Beberapa selebritis juga mundur dengan alasan keamanan.
  • Kane Tanaka mundur dengan alasan khawatir terjangkit Covid-19.
  • Penggemar olahraga ragu Olimpiade 2020 terselenggara di tengah pandemi.

JERNIH — Kane Tanaka, wanita tertua di dunia saat ini, menarik diri dari keikut-sertaan dalam estafet obor Olimpiade Tokyo 2020 karena khawatir terjangkit virus korona.

“Kami menerima email dari keluarganya, yang mengatakan Kane Tanaka ingi mundur dari keikut-sertaan sebagai pembawa obor Olimpiade Tokyo,” kata seorang pejabat panti jompo, Rabu 5 Mei.

Kane Tanaka, tercatat dalam Guiness World Records, dijadwalkan menjadi salah satu peserta estafet di Fukuoka, Jepang selatan, yang akan dimulai 11 Mei.

Estafet Obor Olimpiade, yang dimulai Maret lalu, dirusak oleh lonjakan virus korona di Jepang. Akibatnya, pemerintah Jepang melakukan pembatasan di kota-kota utama, termasuk Tokyo dan Osaka.

Enam orang yang membantu estafet obor didiagnosis mengidap Covid-19. Jumlah keseluruhan orang yang terlibat dalam acara obor Olimpiade menjadi delapan.

Beberapa selebriti yang akan ambil bagian juga mengundurkan diri dengan alasan keamnaan. Yomiuri Shimbun memberitakan pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan memperpanjang status darurat.

Surat kabar itu juga melaporkan pejabat cenderung ke arah perpanjangan di prefektur Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Hyogo, setelah 11 Mei.

Keraguan Berkepanjangan

Osaka melaporkan 884 kasus baru Covid-19, Selasa lalu. NHK melaporkan kapasitas rumah sakit untuk pasien sakit parah melebihi 99 persen.

Gubernur Osaka Yoshimura Hirofumi mengatakan ragu keadaan darurat di prefektur barat diapat diakhiri. Alaasnnya, kasus terus melonjak.

Di Tokyo, kasus harian masih tinggi, dengan 609 infeksi dilaporkan Selasa lalu. Sedikitnya 65 pasien dalam kondisi serius.

Memperpanjang status darurat, yang dimulai 25 April lalu dan akah berakhir 11 Mei, akan menambah keraguan penggemar apakah Olimpiade 2020 — yang dijadwalkan dimulai 23 Juli — dapat berjalan sesuai rencana.

PM Jepang Yoshihide Suga akan bertemu menteri senior untuk membahas perpanjangan status darurat. Tidak diketahui sampai kapan perpanjangan itu, tapi Gubernur Osaka mengatakan perpanjangan tiga pekan sampai satu bulan mungkin diperlukan.

Sebelumnya, pemerintah Tokyo dan kota-kota lainnya mewajibkan restoran, bar, karaoke yang menyajikan alkohol untuk tutup.

Back to top button