Crispy

Warga Poasia Adukan Masalah Jalan Rusak, Banjir, Air Bersih, dan Penerangan Jalan Kepada Tina Nur Alam

  • Warga Poasia mengapresiasi kesediaan Tina Nur Alam mendengarkan aspirasi rakyat.
  • Karakter Tina Nur Alam yang ngemong dan mengayomi warga Poasia mencerminkan nilai-nilai servant leadership.

KENDARI — Seolah air bah yang mengalir deras tak tertahankan, warga Kecamatan Poasia, Kota Kendari, menyampaikan berbagai keluhan terkait infrastruktur yang selama ini belum terselesaikan, saat bertemu dengan Calon Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Tina Nur Alam dalam silaturahmi politik Jumat 20 September. Warga berdialog langsung dan menyampaikan masalah kerusakan jalan, kesulitan air bersih, banjir, dan ketiadaan penerangan jalan.

Menanggapi aduan masyarakat, Tina Nur Alam menyoroti bahwa permasalahan mendasar itu seharusnya dapat diselesaikan tanpa menunggu terlalu lama, apalagi dengan bergantinya beberapa kepemimpinan di Kota Kendari.

“Ini adalah masalah dasar di Kota Kendari yang seharusnya bisa segera diselesaikan tanpa berlarut-larut. Masak sampai gonta-ganti walikota tidak selesai bertahun-tahun ini masalah?” ujar Tina, mempertanyakan.

Tina menambahkan, kondisi tersebut disebabkan kurangnya sinergi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari. Ia berjanji bahwa, jika terpilih sebagai gubernur Sultra, sinergi tersebut akan menjadi salah satu prioritas untuk memastikan pembangunan yang lebih terkoordinasi dan menyeluruh.

“Ke depan tidak boleh lagi seperti ini. Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi harus ditata bersama, Pemprov dan Pemkot harus bersinergi. Insya Allah, masalah dasar ini akan jadi prioritas saya dalam 100 hari pertama sebagai Gubernur Sultra mendatang,” Tina berjanji.

Di balik janji tersebut, warga Poasia mengapresiasi karakter Tina yang mampu mendengarkan dengan aspirasi rakyat. Kepemimpinan yang berbasis pada mendengar menjadi salah satu nilai unggul Tina dalam membangun kedekatan dengan masyarakat. Dalam konteks teori manajemen modern, pendekatan ini sering disebut sebagai servant leadership, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf.

Teori servant leadership menekankan bahwa seorang pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang melayani, bukan sekadar memimpin dari puncak hierarki kekuasaan. Seorang servant leader mengutamakan kepentingan orang lain, terutama mereka yang dipimpin, dengan membuka ruang untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan serta masalah yang dihadapi.

Greenleaf mengatakan bahwa, “Good leaders must first become good servants.” Pemimpin yang baik adalah mereka yang terlebih dahulu melayani dengan mendengarkan. Ini bukan hanya soal pengambilan keputusan yang lebih baik, tetapi juga membangun kepercayaan dan loyalitas rakyat.

Kemampuan untuk mendengarkan dan menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk berbicara dan mengungkapkan masalahnya juga berperan penting dalam menciptakan rasa inklusi di antara warga. Karakter Tina Nur Alam yang ngemong dan mengayomi warga Poasia mencerminkan nilai-nilai servant leadership ini, di mana ia mengutamakan aspirasi masyarakat di atas kepentingan politik semata.

Yambi, tokoh masyarakat Poasia, menyampaikan rasa hormatnya kepada Tina atas komitmen untuk mendengarkan keluhan warga. “Ibu Tina ini pemimpin yang berbeda, dia benar-benar mendengarkan apa yang kami rasakan. Ini membuat kami merasa diperhatikan dan diayomi,” ujar Yambi. Ia juga berharap bahwa program pendidikan, seperti beasiswa yang diinisiasi Tina saat masih menjadi anggota DPR RI, dapat dilanjutkan dan diperluas untuk warga Poasia.

Selain memperbaiki infrastruktur, Tina Nur Alam menegaskan bahwa ia akan memprioritaskan peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui program-program pendidikan, pemberdayaan ekonomi, serta peningkatan pelayanan publik yang lebih baik dan merata di seluruh wilayah Sultra. [ ]

Back to top button