Warga berharap keberhasilan pembangunan seperti itu bisa dilanjutkan oleh orang yang selama ini setia mendampingi Nur Alam, yakni Ibu Tina Nur Alam. Sebagaimana diketahui, Tina merupakan salah seorang bakal calon gubernur Sultra pada Pilkada mendatang.
JERNIH–Warga Tongkuno, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), berharap Tina Nur Alam bisa melanjutkan pembangunan Sultra yang sukses diakselerasi pada era kepemimpinan Nur Alam sebagai gubernur. Warga yakin sebagaimana telah dibuktikan Nur Alam, Tina yang sangat peduli akan kemajuan dan kesejahteraan warga, akan sukses membawa Sultra dan warganya maju dan sejahtera.
Hal-hal tersebut terungkap dalam acara silaturahmi antara rombongan mantan Gubernur Sultra, Nur Alam, bersama sang istri, Tina Nur Alam, di Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, Sultra, Jumat (28/6). Nur Alam dan istri datang dalam rangkaian agenda pamitan keduanya yang sempat tertunda.
Acara tersebut berlangsung sangat meriah karena sambutan masyarakat setempat. Diawali dengan Tari Katumbu yang merupakan bagian integral dari identitas budaya masyarakat Muna, Nur Alam dan Tina, serta para mantan pejabat dan tokoh setempat, tampak khusyuk menghayati tarian yang digelar. Tari Katumbu memang mencerminkan nilai-nilai luhur keramahtamahan yang dipegang masyarakat Muna, berupa penghormatan dan sambutan selamat datang bagi tamu.
Agenda silaturahmi sendiri dihadiri ratusan masyarakat Tongkuno yang antusias menyambut kedatangan pasangan tersebut. Salah satu tokoh masyarakat, Abidin, dalam sambutannya menekankan pentingnya melanjutkan pembangunan dengan dipimpin oleh orang yang paham dan berpengalaman. “Kita tahu program Bahteramas bagaimana bagusnya,” ujar Abidin.
Abidin yang merupakan mantan camat Tongkuno lantas menjelaskan berbagai program yang telah berhasil dilaksanakan selama Nur Alam menjadi Gubernur Sultra dua periode. Ia menunjuk pembangunan masjid terapung Al-Alam di Teluk Kendari, dan jembatan yang menghubungkan Kota Lama dengan Lapulu di Kendari, sebagai contoh.
Untuk itu Abidin berharap, keberhasilan pembangunan seperti itu bisa dilanjutkan oleh orang yang selama ini setia mendampingi Nur Alam, yakni Ibu Tina Nur Alam. Sebagaimana diketahui, Tina merupakan salah seorang bakal calon gubernur Sultra pada Pilkada mendatang.
Nur Alam, yang didampingi Tina Nur Alam serta sejumlah mantan pejabat dan para tokoh masyarakat Muna di Tongkuno, menyambut baik antusiasme masyarakat tersebut. Nur Alam, yang berbicara dengan santun penuh keakraban, menggambarkan masa penahanannya sebagai perjalanan spiritual yang memberi banyak pelajaran berharga. “Terungku itu menjadi perjalanan spiritual yang saya lalui,”ujar Nur Alam.
Ia menambahkan, masa-masa tersebut menjadi ajang refleksi dan kontemplasi baginya untuk mengambil hikmah. “Boleh saja penguasa memenjarakan fisik saya. Tetapi hati dan pikiran saya bebas meerdea. Tidak bisa dipenjarakan,” kata dia, tegas.
Dalam kesempatan tersebut, Nur Alam juga menyampaikan permohonan maaf karena baru bisa berpamitan setelah masa jabatannya berakhir. “Saya datang ke Muna untuk berpamitan sebagaimana etika luhur setelah menjabat. Mohon maaf baru berpamitan karena sempat tertunda.”
Berkenaan dengan masa depan Sultra, Nur Alam menekankan pentingnya kemandirian daerah dan partisipasi aktif warga. “Sultra ke depan harus diisi orang-orang Sultra sendiri. Dulu, kalau tidak ada Sultra, tidak bisa orang Buton, Muna, sampai Tolaki jadi gubernur,”ujarnya.
Tak lupa Nur Alam mewanti-wanti masyarakat untuk tidak lagi menukar suara mereka dengan beras. “Beras ini bisa jadi beras politik yang memenggal harkat kita berdemokrasi. Kalau memang dermawan, silakan kasih saja. Tidak perlu catat-mencatat.”
Acara silaturahmi berlangsung hangat dan penuh keakraban. Terlihat betapa besarnya dukungan dan rasa hormat masyarakat Tongkuno terhadap Nur Alam dan Tina Nur Alam.
Setelah silaturami, Nur Alam dan rombongan kemudian menunaikan salat Jumat berjamaah di Masjid Al Munawarah, Kecamatan Kabawo. Dalam kunjungan di hari kedua di Kabupaten Muna itu, Tina Nur Alam dan suami juga menghadiri salah satu acara pernikahan, serta serangkaian pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat. [ ]