Depth

Catalonia: Perjuangan 900 Tahun Untuk Merdeka

Jika sempat menyaksikan laga klub Barcelona di Camp Nou, dalam La Liga atau Liga Champiosn, Anda akan selalu menemukan spanduk besar bertuliskan; Catalonia is not Spain. Spanduk itu terpasang di atas tribun. Terkadang diserta spanduk lain bertuliskan Independencia.

Setiap kali pembentukan tim nasional Spanyol, kisruh yang melibatkan pemain asal Catalan selalu muncul. Dalam sesi foto resmi, pemain Catalan akan menolak berpose di samping bendera Spanyol.

Federasi Sepakbola Catalan selama bertahun-tahun melobi UEFA untuk menggelar kompetisi sendiri, terpisah dari La Liga, dan menjadi peserta Piala Eropa. Mereka juga tak lelah mendekati FIFA, agar diijinkan membentuk tim nasional Catalan dan berpartisipasi dalam Piala Dunia.

Tidak ada yang salah dengan semua yang dilakukan Catalan. Anggota UEFA dan FIFA bukan negara, tapi federasi sepakbola. Jadi, peserta Piala Eropa dan Piala Dunia bukan negara tapi federasi sepakbola.

Selama bertahun-tahun, Catalan menggunakan sepakbola sebagai alat perjuangan politik untuk memisahkan diri dari Spanyol. Di Camp Nou, stadion Barcelona, sepakbola dan kampanye politik berbarengan. Dari stadion ini, semangat separatisme masyarakat Catalan dibentuk, dan diwariskan ke generasi berikut.

Setelah lebih 30 tahun, muncul pertanyaan sampai kapan perjuangan memperoleh kemerdekaan lewat sepakbola memperoleh hasil? Politisi separatis garis keras Catalan, sejak tahun lalu, mulai tak sabar dan memprovokasi publik untuk menempuh cara lain.

Tahun lalu mereka menempuh cara konstitusional; meminta pemerintah Kerajaan Spanyol menggelar referendum di Catalan. Permintaan ditolak mentah-mentah, yang disertai penangkapan politisi prokemerdekaan.

Catalan menggelar referendum sendiri. Hasilnya, 90 persen penduduk menginginkan kemerdekaan. Spanyol menolak hasil referendum tak resmi. Perjuangan kemerdekaan Catalan tiba-tiba berpindah dari Stadion Camp Nou ke jalan-jalan.

Pekan lalu, 350 ribu orang turun ke jalan meneriakan kemerdekaan dan mengibarkan bendera kebangsaan. Hari ini, demo separatisme berubah menjadi kekerasan. Babak baru perjuangan kemerdekaan Catalan dimulai.

Catala, Catalan, Catalonia

Gerakan Kemerdekaan Catalan punya sejarah panjang, membentang sejak abad ke-12 atau ketika Castille dan Aragon sepakat bersatu dan membentuk Kerajaan Spanyol. Setelah itu selama lebih 800 tahun Catalan terlibat dalam banyak perang, sebagai upaya melepaskan diri dari Spanyol.

Di pertengahan abad ke-17, Catalan sempat memisahkan diri dari Spanyol dan meminta perlindungan Prancis. Permintaan direspon dengan penempatan Louis XIII sebagai count of Barcelona.

Kemerdekaan Catalan hanya berlangsung satu dekade. Dekade berikut, Spanyol merebut seluruh wilayah Catalan dan mengusir Prancis, kecuali Rousillon. Namun dalam Perang Suksesi Spanyol, melibatkan dua ‘wangsa’ besar di Eropa; Bourbon dan Hapsburg, Catalan mendukung Hapsburg.

Tahun 1741, Bourbon merebut Barcelona dan mengakhiri perlawanan Catalan. Kekalahan itu diikuti oleh kemusnahan fueros, sistem hukum tradisional dan kedaulatan raja-raja kecil, di seluruh Aragon. Catalan kembali menjadi bagian Spanyol.

Separatisme Catalonia muncul lagi pertengahan abad ke-19. Diawali dengan Renaixença atau kebangkitan budaya Catalan; bahasa, tradisi, pembentukan nasionalisme Catalan, dan keinginan untuk merdeka. Politisi dan partai-partai politik secara terbuka meminta kemerdekaan dari Spanyol.

Sampai dekade pertama abad ke-20, upaya itu gagal. Tahun 1922, Francesc Marcia mendirikan Estate Catala (Republik Catalan), partai politik yang memperjuangkan kemerdekaan Catalan. Tahun 1931, Macia sempat memproklamirkan kemerdekaan Catalan, tapi setelah berunding dengan Kerajaan Spanyol ia setuju mencabut proklamasi itu dan menerima tawaran status otonomi.

Status itu berakhir ketika Jenderal Franco memenangkan Perang Sipil Spanyol. Jenderal Franco memimpin Spanyol dengan gaya diktator. Ia memaksakan penduduk Catalan menggunakan Bahasa Spanyol, dan menanggalkan Bahasa Castillan. Tradisi Catalan diberangus, dan semua yang berbau perlawanan ditindas.

Catalan menggunakan semua aspek untuk melawan dan berupaya lepas dari Spanyol. Setelah kematian Jenderal Franco, misalnya, mereka menolak penggunaan Bahasa Spanyol dan membangkitkan lagi tradisi Catalan. Mereka meminta status otonomi penuh, dan memperolehnya tahun 2003.

Politisi moderat berusaha melepas Catalan dari Spanyol dengan cara konstitusional. Sekelompok politisi lain menempuh jalur referendum tak resmi sejak 2014, untuk memperoleh kemerdekaan.

Satu hal yang tidak mereka lakukan adalah perjuangan bersenjata. Catalan berbeda dengan Basque, entitas lain di Spanyol dan Prancis yang juga menuntut kemerdekaan dan memilih jalan kekerasan.

Tahun 2016, Carles Puidgemont — presiden Generalitat of Catalan — meminta persetujuan parlemen untuk menggelar referendum lagi. Hasilnya, orang Catalan menginginkan kemerdekaan. Parlemen Catalan, melalui voting, menyetujui proklamasi kemerdekaan Catalan.

Spanyol bergeming. Menggunakan Pasal 155 Konstitusi Spanyol, pemerintah di Madrid menolak kemerdekaan Catalan dan memberlakukan pemerintahan langsung. Artinya, status otonomi Catalan dicabut.

Tidak hanya itu sepanjang 2018, Spanyol bertindak lebih keras dengan menangkap politisi prokemerdekaan garis keras. Di Camp Nou, muncul spanduk besar yang mendesak pembebasan para politisi.

Di Stadion Montjuic milik klub sepakbola Espanyol, situasi berbeda terlihat. Di sini tidak ada orang Catalan, kecuali jika Barcelona melawan Espanyol — klub yang mengusung kampanye nasionalisme Spanyol.

Populasi penutur Bahasa Spanyol di Barcelona sangat sedikit. Mereka adalah warga yang kebingungan, dan terancam terasing ketika Catalan menjadi republik terpisah dari Spanyol. Mereka dikhawatirkan menjadi sasaran kebencian orang Catalan, jika demo prokemerdekaan mulai berdarah.

Jika Catalan lepas dari Spanyol, apakah peta Eropa akan berhenti berubah? Tentu saja tidak. Wilayah Catalan membentang dari Spanyol dan Prancis. Orang Catalan di Prancis akan menuntut hak sama, United Catalonia menjadi banner perjuangan berikut.

Back to top button