Bagaimana Nasib Sepuluh Cabang Olahraga PON yang Dipangkas?
![](https://jernih.co/wp-content/uploads/MENPORA.jpg)
JAKARTA-Hingga saat ini masih ada sepuluh cabang olahraga (cabor) dalam PON 2020 yang masih belum pasti pelaksanaannya. Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) beberapa waktu lalu, telah memastikan bahwa dalam pelaksanaan PON 2020 nanti hanya akan mempertandingkan 37 cabor.
Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti, telah berkirim surat kepada Presiden RI Joko Widodo pada 16 Januari 2020. Ia meminta agar cabor yang dicoret tetap dipertandingkan di luar provinsi Papua. Kemudian perolehan medali yang diperebutkan juga diperhitungkan masuk dalam klasemen
Usulan la Nyala direspon positif Pemerintah dan KONI pusat dengan melakukan perubahan pada Peraturan Pemerintah No.17 tahun 2007 pasal 12 ayat 3. Isinya, bahwa Menteri menetapkan satu atau lebih pemerintah provinsi sebagai tuan rumah pelaksana PON.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, bahkan mengusulkan sepuluh cabor dipertandingkan di luar Papua, dan pilihannya jatuh di Jawa Timur. Pelaksanaan sepuluh cabor tersebut dengan pertimbangan bahwa sepuluh cabor tersebut telah menggelar kualifikasi PON sehingga jika dipangkas akan membuat kekecewaan pengurus pusat dan daerah termasuk atlet yang telah lolos kualifikasi.
Baca juga: Jelang PON 2020 Eselon II Kemenpora Berkantor di Papua
Adapun sepuluh cabor yang rencananya akan diselenggarakan di kota pendamping PON adalah ski air, balap sepeda, woodball, gatebaal, golf, soft tenis, tenis meja, dansa, dan petanque.
Namun Gubernur Papua Lukas Enembe berkirim surat pada Presiden RI pada 4 Februari yang isinya menolak Jawa Timur menjadi tuan rumah pendamping untuk sepuluh cabor PON 2020.
“Kami provinsi Papua tidak setuju atau menolak 10 cabor dipertandingkan di provinsi Jawa Timur,” tulis Lukas dalam surat tersebut.
Pemprov Papua meminta anggaran tambahan sebesar Rp2,7 triliun untuk PON 2020. Tambahan dana tersebut untuk pembangunan beberapa venue cabor yang akan digunakan pada PON 2020.
Kemarin hari senen (17/2/2020), Menpora Zainudin Amali berkunjung ke Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Lidah Wetan, Surabaya, serta melakukan diskusi dengan Rektor Unesa Nurhasan dan sejumlah dosen olahraga di salah satu ruangan di Gedung Fakultas Ilmu Olahraga Unesa.
Kunjungan tersebut menjadi sinyal bahwa propinsi Jawa Timur akan menjadi propinsi pendamping pelaksanaan PON 2020 untuk sepuluh cabor yang tadinya dipangkas.
(tvl)