Lecehkan Perempuan Secara Verbal, Presiden Komite Olimpiade Tokyo Dipaksa Mundur
Ketua Panitia Olimpiade yang Mantan PM Jepang, Yoshiro Mori, diberitakan akan segera mengundurkan diri. Dia memicu protes keras setelah dalam rapat mengatakan perempuan “terlalu banyak bicara”.
JERNIH– Kantor berita Jepang Kyodo dan beberapa media melaporkan bahwa hari ini, Jumat (12/2), Yoshiro Mori akan mundur dari jabatannya sebagai presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo. Kyodo mengutip kemungkinan itu dari seorang “sumber yang tidak mau disebutkan namanya, yang mengetahui masalah ini”.
Langkah tersebut menyusul komentarnya yang dianggap seksis dan melecehkan perempuan lebih seminggu yang lalu dalam rapat Komite Olimpiade Jepang. Saat itu ia mengatakan bahwa perempuan “terlalu banyak bicara”.
Komentar Mori itu kemudian menyulut debat publik tentang kesetaraan gender di Jepang, suatu hal yang jarang dibahas secara terbuka. Tuntutan agar Yoshiro Mori meletakkan jabatan makin memperkeruh rencana penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020, yang diundur gara-gara pandemi Covid-19, dan direncanakan digelar pertengahan tahun ini.
Keputusan pengunduran diri Yoshiro Mori menurut media akan diumumkan pada hari Jumat dalam rapat dewan eksekutif panitia olimpiade.
Terpaksa mundur
Yoshiro Mori, 83 tahun, dalam sebuah pertemuan Komite Olimpiade Jepang lebih seminggu yang lalu mengatakan, pada dasarnya perempuan “terlalu banyak bicara” dan didorong oleh “rasa persaingan yang kuat.” Sebab itu mereka sulit berhenti kalau sudah bicara, kata dia.
Setelah muncul kritik gencar, mantan perdana menteri Jepang itu akhirnya merilis permintaan maaf beberapa hari setelahnya. Tetapi ketika itu dia menolak desakan untuk mengundurkan diri.
Skandal ini makin merepotkan rencana penyelenggaraan Olimpiade yang sudah ditunda satu tahun. Menurut jajak pendapat terakhir, lebih dari 80 persen publik Jepang berpendapat Olimpiade harus ditunda atau dibatalkan.
Jepang tertinggal jauh
Perdebatan sengit tentang pernyataan Yoshiro Mori telah menjadi sorotan, karena sejauh ini Jepang tertinggal jauh dari negara-negara industri lainnya dalam hal keterlibatan perempuan dalam politik atau partisipasi aktif di ruang rapat. Menurut peringkat kesetaraan gender World Economic Forum, Jepang berada di urutan 121 dari 153 negara dalam indeks itu.
Meskipun banyak desakan agar Presiden Komite Penyelenggara Olimpide Tokyo itu segera mengundurkan diri, namun sebagian besar anggota parlemen menahan diri dan tidak mengritik pernyataan Yoshiro Mori. Jepang adalah negara yang sebagian besar keputusannya diambil berdasarkan konsensus politik, kebanyakan dilakukan oleh para lelaki yang bertindak di belakang layar.
Pengganti Yoshiro Mori menurut laporan media adalah Saburo Kawabuchi yang berusia 84 tahun, mantan presiden asosiasi sepak bola Jepang. [Reuters/AFP/AP]