Spanyol Ancam Boikot Piala Dunia 2026 jika Israel Lolos

Ketika pengawasan internasional terhadap Israel meningkat dan sentimen pro-Palestina tumbuh di seluruh Eropa, kemungkinan boikot Piala Dunia Spanyol memperkenalkan dimensi geopolitik besar pada olahraga global.
JERNIH – Pejabat pemerintah Spanyol telah mengindikasikan bahwa negaranya mungkin akan memboikot Piala Dunia 2026 jika Israel lolos ke turnamen tersebut, dengan alasan kejahatan perang Israel yang dilakukan di Gaza.
Patxi Lopez, juru bicara Partai Pekerja Sosialis Spanyol, menyatakan bahwa negaranya akan menilai situasi jika skenario tersebut terjadi. Komentarnya muncul di tengah meningkatnya kecaman internasional atas tindakan Israel di Palestina.
Lopez menekankan meningkatnya ketidaksetujuan Spanyol terhadap agresi Israel di Gaza, merujuk pada seruan internasional untuk mengisolasi negara Zionis itu dari acara olahraga dan budaya global.
“Kami akan menilai situasi pada waktu yang tepat,” ujarnya. “Yang kami inginkan adalah agar masyarakat menyadari dan mulai membuka mata. Karena mata kami terbuka lebar dan tidak menoleransi apa yang mereka lihat, itulah sebabnya kami tidak bisa dan tidak akan tinggal diam.”
Pernyataan ini menyusul laporan komisi penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkini yang menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Aturan FIFA dan Potensi Dampaknya
Sikap Spanyol ini dapat menempatkannya dalam konflik langsung dengan FIFA, yang mempertahankan kebijakan ketat terhadap campur tangan pemerintah dalam sepak bola. Namun kriteria FIFA ini tampaknya tidak berlaku untuk perang di Ukraina. Keputusan apa pun untuk mundur dari Piala Dunia karena alasan politik dapat mengakibatkan tindakan disipliner.
Israel yang belum pernah lolos ke Piala Dunia sejak 1970, saat ini berada di posisi ketiga dalam grup kualifikasi UEFA, memiliki poin yang sama dengan Italia tetapi telah memainkan satu pertandingan lebih banyak.
Ketika pengawasan internasional terhadap Israel meningkat dan sentimen pro-Palestina tumbuh di seluruh Eropa, kemungkinan boikot Piala Dunia Spanyol memperkenalkan dimensi geopolitik besar pada olahraga global.
Protes Pro-Palestina Mengganggu Vuelta a España
Pernyataan juru bicara Partai Pekerja Sosialis Spanyol itu muncul hanya beberapa hari setelah demonstrasi pro-Palestina mengganggu etape ke-11 balap sepeda Vuelta a España di Madrid. Para pengunjuk rasa menargetkan tim balap sepeda Israel-Premier Tech, yang mendorong penyelenggara untuk mempersingkat etape tersebut tanpa mengumumkan pemenangnya, dengan alasan masalah keamanan.
Tahapan tersebut, yang seharusnya dimulai dan berakhir di kawasan “botxo” Bilbao, dihentikan sekitar tiga kilometer sebelum garis finis. Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan memblokir jalur di dekat Gran Viam, sementara grafiti yang mengecam Israel terlihat di sepanjang rute.
Menurut laporan Marca, tiga orang ditangkap dan empat petugas polisi terluka selama protes tersebut. Menteri Keamanan Pemerintah Basque, Bingen Zupiria, mengkritik “perilaku tidak beradab yang mengancam keamanan dan koeksistensi.”
Gangguan tersebut memicu reaksi beragam di kalangan pengendara sepeda dan pejabat. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan ia “sangat mengagumi” semua orang yang telah memprotes secara damai keikutsertaan tim Israel-Premier Tech. Ia juga menyerukan agar Israel dilarang mengikuti kompetisi olahraga internasional selama “kebiadabannya” di Gaza masih berlanjut.
Pebalap kelahiran Madrid, Carlos Verona, meminta kejelasan dari otoritas balap sepeda, dengan mengatakan, “UCI harus membuat keputusan yang menguntungkan semua orang. Saya mengerti protes damai, tetapi saya tidak mengerti jika mereka mengganggu pekerjaan kami. Mungkin Israel seharusnya berkompetisi tanpa bendera.”