
Tiga dekade setelah pertama kali mengguncang dunia motor, Ducati Monster kembali berevolusi. Lebih ramping, lebih ringan, dan lebih bertenaga—Monster 2026 membuktikan bahwa legenda sejati tak pernah berhenti berevolusi.
JERNIH – Ketika Ducati Monster pertama kali meluncur pada tahun 1992, dunia motor mengalami perubahan besar. Dirancang oleh Miguel Galluzzi, motor ini memadukan sasis balap dan mesin jalan raya dalam paket naked yang agresif—sebuah formula yang kemudian menjadi standar di dunia otomotif.

Kini, untuk model tahun 2026, Ducati memperkenalkan Monster generasi kelima, hasil evolusi panjang yang memadukan DNA legendaris dengan teknologi masa kini. Desain terbaru garapan Andrea Amato ini tetap setia pada semangat aslinya: motor ringan, bertenaga, dan murni kesenangan berkendara.
Monster 2026 adalah penghormatan untuk semua generasi sebelumnya. Dari teralis baja ikonik hingga rangka monokok aluminium modern, Ducati terus mengasah bentuk Monster agar semakin tajam dan efisien.
Kini, rangkanya hampir tak terlihat—namun Ducati sengaja mempertahankan sentuhan klasik lewat subframe dengan elemen teralis dan teknopolimer yang terinspirasi dari model awal.

Tambahan panel samping mungkin membuat purist mengernyit, tapi fungsinya jelas: mengalirkan udara panas dari radiator sekaligus menjadi permukaan pegangan saat pengereman keras.
Proporsi Agresif, Detail yang Fungsional
Tangki 3,7 galon-nya kini menonjol dengan bentuk punggung bison khas Monster, namun lebih berotot dan tegas. Lekukan di sisi tangki menipis ke area jok, menciptakan pinggang ramping dan bahu yang lebar di sekitar lampu depan.
Sebagai penghormatan terhadap desain Monster 2008 karya Bart Janssen Groesbeek, dua saluran udara di depan tangki kini kembali hadir—ikonik dan fungsional.
Monster baru mengandalkan mesin Ducati V2 890cc, yang juga berperan sebagai bagian struktur rangka. Hasilnya? Bobot hanya 386 pon (tanpa bahan bakar)—9 pon lebih ringan dari model sebelumnya. Dengan tangki penuh, berat totalnya sekitar 408 pon (190 kg).

Ducati mengklaim tenaga puncak 110,7 hp pada 9.000 rpm dan torsi 67 lb-ft pada 7.250 rpm. Angka ini sedikit lebih rendah dari Streetfighter V2, namun menghasilkan torsi 80% sudah sejak 4.000 rpm—artinya, tenaga besar tersedia kapan pun Anda membutuhkannya.
Tambahan teknologi Variable Timing Intake membuat respons mesin lebih halus di putaran rendah, tanpa kehilangan tenaga eksplosif di putaran tinggi. Interval servis katup yang mencapai 28.000 mil juga menandakan efisiensi dan keandalan yang lebih baik.

Monster 2026 menawarkan empat mode berkendara: Sport, Road, Urban, dan Wet. Setiap mode mengatur kombinasi unik dari power delivery, kontrol wheelie, rem mesin, kontrol traksi, hingga ABS menikung.
Semua pengaturan diakses melalui joystick baru berbentuk kelopak dan layar TFT 5 inci dengan dua tampilan berbeda serta mode siang/malam. Tak ketinggalan, navigasi belokan demi belokan siap memandu Anda tanpa perlu menoleh ke ponsel.
Handling Presisi, Suspensi Andal
Di sektor kaki-kaki, Ducati mempercayakan sistem suspensi pada garpu terbalik Showa 43mm dan monoshock yang dapat disetel preload-nya.

Remnya? Kombinasi maut Brembo Monoblock M4.32 radial-mount empat piston di depan dan cakram 320mm, dengan kaliper dua piston di belakang—memberi rasa percaya diri maksimal di setiap tikungan.
Velg cor 17 inci dibalut ban Pirelli Diablo Rosso IV, menjamin grip luar biasa di jalan maupun sirkuit.
Jok Monster 2026 kini sedikit lebih rendah di 32,1 inci, serta lebih ramping agar kaki mudah menapak. Posisi stang yang sedikit lebih tinggi dan maju menciptakan keseimbangan sempurna antara rasa sporty dan kenyamanan harian.

Untuk sebagian besar pasar, Ducati menghadirkan dua versi: Monster standar dan Monster+ yang dilengkapi penutup jok penumpang dan flyscreen kecil.
Di Amerika Serikat, hanya versi Monster+ yang akan dijual dengan harga mulai 13.995 dolar atau sekitar Rp 232 juta (Ducati Red) dan 14.195 dolar alias sekitar Rp 235 juta (Iceberg White)—tersedia mulai Maret 2026.(*)
BACA JUGA: Yamaha V4: Senjata Baru, Harapan Baru

