Monyet Modern Lebih Pintar dari Nenek Moyang Kita
Adelaide — Menggunakan metode baru untuk mengevaluasi kemampuan kognitif spesies, sejumlah peneliti Adelaide’s School of Biological Sciences in Australia menemukan monyet modern jauh lebih pintar dibanding Australopithecus, nenek moyang kita yang berevolusi menjadi manusia.
Temuan ini membantah teori bahwa otak yang lebih besar memiliki kemampuan kognitif lebih besar, yang umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mental individu bagaimana beralaan, memecahkan masalah, merencanakan, berpikir secara abstrak, dan belajar dari pengalaman hidup.
Jika monyek nenek moyang kita punya kemampuan kognitif luar biasa, umat manusia saat ini mungkin sudah menjadi mahluk superior. Lucy, fosil pra manusia yang sangat terkenal, punya otak besar seperti gorila, simpanse, dan orangutan. Namun, Lucy ternyata tidak lebih pintar dibanding ketiganya.
Roger Seymour, ilmuwan yang memimpin penelitian, berhipotesa bahwa ada serangkaian karakteristik fisiologis berbeda yang memberi petunjuk kemampuan kognitif spesies dulu dan sekarang.
Menurutnya, kemampuan kognitif tidak ditentukan ukuran otak, tapi energi yang diperlukan untuk melakukan fungsi kognitif. Sederhananya, tingkat metabolisme otak.
Jadi, Lucy — nenek moyang kita yang populer itu — mungkin memiliki kemampuan kognitif di bawah monyet besar saat ini. Dengan kata lain, monyet besar era modern jauh lebih cerdas dibanding nenek moyang kita.
Temuan ini, kendati masih perlu dikonfirmasi secara ilmiah, membuat manusia yang punya otak kecil tidak perlu khawatir karena dianggap bodoh. Ilmuwan juga tidak perlu lagi meneliti otak Albert Einstein yang lebih besar dari manusia lainnya, untuk mengambil kesimpulan sang ilmuwan memang pantas menjadi orang jenius.
“Beberapa hewan yang berotak kecil tampak sangat cerdas,” kata Roger Seymour.