Moron

Tahun 2025 Taksi Udara Pertama Meluncur

Dulu, mobil terbang hanya ada dalam film fiksi ilmiah Blade Runner. Kini, semua produsen mobil — termasuk pembuat pesawat terbang — berlomba mewujudkannya dan tahun 2025 akan ada taksi udara pertama.

Porsche, Daimler, dan Toyota, adala tiga nama yang berada di belakang starup paling berani di industri electric vertical takeoff and landing (eVTOL), yang bertujuan merevolusi transportasi perkotaan.

Mobil tidak lagi meluncur di jalanan, tapi berseliweran di udara. Mereka mendarat di atap gedung perkantoran, dan parkir di sana untuk beberapa lama.

Mobil lepas landas dan mendarat secara vertikal, serta tidak berbahan bakar. Ada taksi udara, yang dapat dipanggil dengan klik aplikasi.

Udara kota-kota di dunia tidak lagi kosong melompong, tapi ramai oleh mobil-mobil yang berweliseran. Tidak bising, karena mesin bertenaga listrik tidak menimbulkan suara, seperti mesin jet.

Apakah semua ini masuk akal?

Tentu saja tidak. Namun, beberapa kota — salah satunya di Dubai — telah menguji konsep ini secara terbatas. Uni Emirat Arab sedang menyusun rencana meluncurkan eVTOL.

Daimler, yang bersama Karl Benz, membuat mobil pertama tahun 1885 berupaya mengulang prestasi dengan berinvestasi di Volocopter — pesawat angkat bertikal serba listrik dengan kapasitas dua orang. Volocopter dirancang khusus untuk terbang di lingkungan perkotaan.

Lab1886, lengan inovasi Daimler, adalah investor di balik startup ini. Perusahaan telah menyelesaikan pebernangan pertama di kota-kota di Eropa, dan berada dalam posisi terdepan untuk meluncur di Dubai dalam waktu dekat.

Volocopter bikin Geely, produsen mobil asal Cina, dan berinvestasi 50 juta euro. Geely juga melakukan lindung nilai dengan berinvestasi di Terrafugia, yang berbasis di California.

Konsep Terrafugia menyerupai mobil terbang, seperti yang terlihat dalam film fiksi ilmiah. Terrafugia bisa terbang, dikemudikan layaknya mobil biasa, dan masuk garasi rumah.

Namun, Terrafugia punya sayap dan lepas landas seperti pesawat terbang. Artinya, mobil terbang ini perlu landasan panjang.

November 2018 Terrafugia mengatakan kendaraan pertamanya akan diproduksi 2019, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda mobil terbang itu akan muncul.

Toyota nggak mau kalah. Produsen mobil Jepang itu masuk ke arena persaingan, menggunakan modal ventura.

Toyota Al Ventures adalah investor Joby Aviation, yang berbasis di California. Perusahaan inilah yang mengusulkan eVTOL berawak, mampu menerbangkan lima orang dengan jarak tempuh 240 kilometer dengan baterei sekali isi.

Dalam pitch product-nya, Joby menyoroti kecepatan dan ketenangan berkendara dibanding menggunakan moda transportasi lain

Joby menerima 130 juta dolar dana ventura. Beberapa investor Silicon Valley terkemuka dan JetBlue Technology Ventures — cabang modal ventura dari beberapa maskapai — terlibat.

Di seberang Atlantik, Universitas Cranfield Inggris bermitra dengan Aston Marin — pembuat mobil kelas atas — dan produsen mesin pesawat terbang Rolls Royce, untuk mengembangkan eVTOL otonom-hibrida yang disebut Volante Vision Concept.

Rolls-Royce meluncurkan konsep eVTOL tahun lalu, dan diharapkan muncul di pasar tahun 2020. Gambarannya, mobil terbang Roll Royce bersayap miring, enam baling-baling — empat bisa dilipat saat di ketinggian jelajah.

Porsche bersekutu dengan Boeing NeXt, anak perusahaan Boeing, dan Aurora Flight Services untuk mengembangkan prototipe mobil terbang sendiri. Sedangkan Airbus, pesaing Boeing, punya Vahana — yang diuji coba tahun 2018 dan baru-baru ini menyelesaikan uji terbang ke-100.

Porsche paling ambisius. Porsche Consulting memperkirakan pasar eVTOL akan menciptakan pasar senilai 23 miliar dolar AS, dengan 23 ribu unit diserap konsumen pada 2035.

Kini, mulailah berkhayal tentang apa yang terjadi di atas kita pada satu atau dua dekade ke depan. Sebagai gambaran, penelitian terbaru mengungkapkan taksi udara pertama mulai beroperasi 2025.

Untuk kita-kita yang ada di Jakarta, bolehlah membayangkan ada angkutan kota (Angkot) melayang di udara. Ingat, kemajuan teknologi memberi kebebasan kita berkhayal tentang masa depan.

Back to top button