Ibu Hamil Terpapar Covid-19 Berisiko Melahirkan Prematur
JERNIH – Covid-19 memiliki efek mematikan pada sebagian besar orang. Bukan hanya penduduk lanjut usia yang berisiko tinggi tetapi juga ibu hamil berpotensi mengalami persalinan prematur.
Menurut berbagai penelitian, wanita hamil perlu ekstra hati-hati selama periode pandemi ini karena kemungkinan melahirkan prematur sangat tinggi. Persalinan prematur adalah saat bayi lahir sebelum minggu ke-37 kehamilan.
Beberapa minggu terakhir kehamilan (37-40) adalah minggu-minggu paling penting karena otak dan organ indera bayi berkembang selama periode ini. Bayi juga mengalami kenaikan berat badan yang sehat selama minggu-minggu ini. Jika bayi lahir prematur, kondisinya akan cukup lemah dan perlu diawasi selama beberapa hari.
“Ketika seorang wanita hamil tertular virus Covid-19, sistem kekebalannya menyala dan melawan infeksi. Hal ini sering menyebabkan peradangan dalam tubuh, dan peradangan merupakan faktor risiko kelahiran premature,” ungkap Dr Aruna Kalra, Senior Gynecologist and Obstetrician di CK Birla Hospital, Gurugram, seperti dikutip Pinkvilla, kemarin.
Ia menambahkan, jika seorang wanita hamil maka dia harus melakukan menerapkan jarak sosial sejak hari pertama masa kehamilannya. Memakai masker dan sering mencuci tangan adalah suatu keharusan. Dia harus menghindari berada dalam keramaian dan membatasi jalan-jalannya.
Dia bisa mendapatkan vaksinasi flu karena ini akan membantunya mengurangi kemungkinan terkena infeksi dan juga akan menjaga sistem kekebalannya tetap kuat. Sangat penting baginya untuk memeriksakan diri ke dokter jika dia mengalami kesulitan bernapas atau gejala lain yang terkait dengan Covid-19.
Anggota keluarga yang tinggal bersama ibu hamil juga harus menjaga jarak sosial dan menghindari pertemuan. Sanitasi semua yang berasal dari luar rumah baik itu bahan makanan, pakaian, obat-obatan, dan lain-lain.
Ia juga disarankan melakukan pola makan seimbang termasuk sayuran berdaun hijau, buah-buahan segar, kacang-kacangan dan buah-buahan kering, dll. Makanan yang kaya omega 3, zat besi dan seng sangat bermanfaat selama ini. Dia harus tetap terhidrasi sepanjang hari.
Jika seorang wanita hamil menunjukkan gejala yang terkait dengan Covid-19 pada saat persalinan, maka ibu dan bayinya harus dipisahkan dalam isolasi minimal 14 hari untuk menghindari kemungkinan penularan.
Bagaimana cara merawat bayi prematur selama Covid-19?
Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami masalah kesehatan yang serius. Untuk menghindari hal tersebut, bayi prematur dipelihara di NICU sampai waktunya fit untuk pulang. NICU menyediakan perawatan khusus untuk bayi prematur.
Ibu sebaiknya tidak menemui bayinya jika dia positif Covid-19. Sangat penting untuk menjaga bayi tetap aman dari infeksi. Beberapa kerabat lain, yang hasil tesnya negatif Covid-19 harus menemani bayinya sampai ibunya pulih.
Meskipun ibu tidak dapat menyusui bayinya secara langsung, ia dapat memerah ASInya melalui pompa dan menyerahkan ASI yang telah diperah dalam botol kepada orang yang merawat bayinya. Ibu harus benar-benar memakai masker dan mencuci tangan sebelum memeras susu dan botol harus dibersihkan dengan benar sebelum digunakan.
“Jangan izinkan siapa pun untuk bertemu bayi sampai dia bugar. Minta orang untuk menjaga jarak sosial bahkan ketika bayi pulang. Orang harus selalu memakai masker dan membersihkan tangan mereka sebelum menggendong bayi,” tambah Dr Aruna. [*]