Oikos

PHK Marak, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan Psikologis

Jakarta – Anjuran social & physical distancing, berdampak banyaknya perusahaan dan bisnis yang tidak mampu beroperasi dan mengalami kerugian besar, hingga PHK menjadi salah satu jalan keluar agar perusahaan tetap bertahan.

Pemprov DKI Jakarta menyebutkan terdapat 50.891 pekerja yang sudah terkena PHK dan 272.333 pekerja lainnya dirumahkan di area Jakarta, sementara per 12 Mei 2020, total pekerja yang terkena PHK di lingkup nasional mencapai 1.722.958 orang menurut Kementerian Ketenagakerjaan.

Bagi mereka yang mengalami PHK beban menjadi berlibat beratnya, di tengah isu kesehatan covid-19 yang menuntut kewaspadaan, bertambah dengan kekhawatiran akan financial security. Mereka yang di-PHK bisa jadi adalah salah satu relasi atau kerabat, bahkan pasangan, atau diri sendiri.

Sebetulnya sejauh apa PHK dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang? Terlebih di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini?

“Bagi seseorang, arti pekerjaan kerapkali bukan hanya sebagai mata pencaharian semata. Setidaknya ada empat dampak psikologis yang turut terjadi saat seseorang kehilangan pekerjaannya,” kata Psikolog Retno Dewanti Purba, Jakarta, Kamis, (21/05/2020).

Ini dampak psikologis yang terjadi ketika seseorang di PHK:

1. Keberfungsian diri terganggu

Bagi banyak individu, karir dan pekerjaan merupakan media aktualisasi diri yang memberikan seseorang arti dan tujuan hidup, sense of accomplishment, dan self-efficacy. Sehingga saat media untuk melakukan aktualisasi diri itu hilang, maka seseorang akan merasakan keberfungsian dirinya terganggu sehingga dapat turut mengganggu kualitas hidupnya secara umum.

2. Identitas dan self esteem terganggu

Saat kehilangan pekerjaan secara mendadak, maka bisa saja individu merasa salah satu bagian dari jatidirinya tercabut. Hal ini bisa menimbulkan rasa putus asa, meragukan diri sendiri, kecemasan, depresi, hingga merasa diri tidak berharga (low self-esteem).

3. Kehilangan rasa aman

Selain financial security, pekerjaan memberikan rasa aman dengan memberikan predictability terhadap masa depan.

4. Kehilangan koneksi sosial

Selain kehilangan interaksi sosial di tempat kerja, saat seseorang kehilangan pekerjaan,

“Timbulnya rasa malu, menarik diri dari kehidupan sosial, tertekan, dan ingin menyendiri adalah hal yang sangat bisa dipahami dialami oleh seseorang yang baru kehilangan pekerjaan,” tambahnya. [*]

Back to top button