Sepuluh Seniman Menangkan Hadiah Festival Mural Bhayangkara
Peserta diminta mengekspresikan kritikannya terhadap kinerja polri di media dinding dalam bentuk lukisan.
JERNIH-Sepuluh seniman mural berhasil lolos pada festival mural yang digelar polisi dalam rangka memperebutkan piala Kapolri.
Kesepuluh seniman mural tersebut berhasil lolos ke tingkat Mabes Polri. Mereka menyisihkan 80 seniman mural dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Makanya kami baru pengumuman untuk yang 10 mural kritik. Jadi total peserta itu ada 80,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenun) Divisi Humas Kombes Ahmad Ramadhan.
Puncak Bhayangkara Mural Festival 2021 digelar pada Sabtu (30/10/2021), di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan. Mereka diminta mengekspresikan kritikannya di media dinding dalam bentuk lukisan.
Dijelaskan Ramadhan, dalam festival mural tersebut para peserta memperebutkan total hadiah senilai Rp 90 juta, masing-masing dengan jumlah hadiah sebagai berikut; juara pertama berhak mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp 30 juta. kemudian juara kedua mendapat Rp 15 juta, dan Rp 10 juta untuk juara ketiga.
Tujuh orang peserta lain mendapat masing-masing Rp 5 juta sebagai peserta lomba favorit.
Sehari sebelumnya, yakni hari Jumat (29/10/2021), kata Ramadhan, para peserta sudah mulai menggambar sketsa mural di Lapangan Bhayangkara, sehingga hari Sabtu para peserta hanya tinggal melakukan penyelesaian akhir mural di hadapan Kapolri.
“Jumat kemarin mulai gambar, sudah mulai dibikin sketsa. Hari itu tinggal sentuhan akhir dan seremonial dengan Pak Kapolri dan pengumunan pemenang,” ujar Ramadhan.
Festival mural tersebut mengusung tema “Peran Generasi Muda untuk Berkreasi dalam Menyampaikan Informasi yang Positif di Masa Pandemi Covid-19.
Salah satu juri Bhayangkara Mural Festival, Daus Rojali mengatakan, faktor utama yang akan dinilai dari mural adalah nilai komunikatif.
“Jadi yang paling utama dari karya yang akan dinilai adalah nilai komunikatif, segi artistik jadi nomor dua, karena posisinya ada di ruang publik jadi bagaimana pesan tersebut dapat ditangkap seefektif mungkin,” kata Daus yang selama ini dikenal sebagai seniman kontemporer dan guru seni rupa di sekolah internasional.
“Kritik yang dimaksud adalah kritik yang sifatnya efektif, menegur dengan gambar visual sehingga menggugah Polri untuk memperbaiki diri,”.
Diharap dengan festival mural ini, dapat mengobarkan semangat kemerdekaan, nasionalisme dan optimisme di tengah pandemi. (tvl)