25 Februari, Tertangkapnya Nairem dan Bangkitnya Perlawanan Bagus Serit
Telah dikisahkan dalam artikel 2 Februari 1818, Pasukan Belanda Kocar-kacir oleh Pasukan Bagus Jabin dan Nairem, bahwa Tanggal 2 Februari 1818 Gubernur Jendral Hindia Belanda menginstruksikan menggempur kekuatan Bagus Jabin. Namun rencana tersebut berantakan ketika penyerangan mulai berlangsung gara-gara pergantian komandan oprasi dari Letkol Richemont yang ditunjuk oleh Gubernur Jendrall diganti oleh Letkol Hoorn yang diangkat oleh Panglima Pasukan Belanda.
Adanya pergantian komandan itu berdampak luas bagi serdadu Belanda. Mental para serdadu merosot. Bahkan beberapa pimpinan kelompok pasukan. Kapten Mulder, Letan Van Steenis, Kapten Van Gent yang bertugas mengepung dan menyerang Kedongdong meninggalkan medan tempur. Akhirnya serangan tersebut mengalami kegagalan
Pasukan Bagus Jabin dan Nairem mampu membalikan keadaan dan membuat kocar kacir pasukan Belanda sampai akhirnya mundur ke Palimanan dan terus dikejar pasukan Bagus Jabin. Dalam peristiwa tersebut tiga orang pemimpin pasukan belanda menjadi korban, meraka adalah Letkol Van Hoorn, Letnan Wessel dan Kapten Kalberg.
Buku Sejarah Tatar Sunda Jilid 1 (Nina Lubis dkk, 2003) mengisahkan pasukan Belanda yang sudah kacau balau itu dapat terselamatkan setelah pasukan Benggal yang dipimpin oleh Letnan Borneman dan pasukan berkuda pimpinan Kapten Elout datang menolong. Pergerakan dua pasukan tersebut lambat laun mulai mendesak pasukan Bagus Jabin.
Baca juga : 1 Februari 1818, Titik Tolak Serangan Umum Belanda kepada Bagus Jabin
Tanggal 9 Februari 1818, Pasukan Bagus Jabin dapat dihalau mundur ke seberang Sungai Karu, anak Sungai Cimanuk. Untuk mendongkrak semangat tempur dan meraih kemenangan, pemerintah Belanda mengeluarkan iming-iming uang. Bahwa siapa saja yang bisa menangkap hidup-hidup pemimpin utama pemberontakan akan diberi 500 Sp.M, untuk pemimpin pasukan sebesar 250 Sp.M dan untuk anggota pemberontak 100 Sp.M.
Rangsangan hadiah itu cukup efektif dan kekuatan Pasukan Belanda terus bertambah untuk memperluas wilayah oprasinya. Dalam jangka empat hari setelah Pasukan Bagus Jabin mundur, Pasukan Belanda berhasil membuat pasukan perlawanan cerai berai. Desa-desa yang mendukung kaum perlawanan dapat ditertibkan dan jalan raya dapat dikuasai kembali.
Salah satu pemimpin utama pasukan perlawanan, yaitu Nairem tertangkap pada 25 Februari 1818 sehingga gerakan perlawanan dapat dipadamkan. Tiga wilayah yang menjadi basis kaum perlawanan yaitu, Rajagaluh, Kedongdong dan Palimanan dapat dikuasai pasukan Belanda dan dilaporkan bahwa perlawanan rakyat Cirebon telah padam.
Namun, tertangkapnya Nairem dan kemenangan pasukan Belanda tersebut hanya bertahan beberapa bulan saja. Pemerintah Belanda mendengar kabar bahwa pada awal Juli 1818 di wilayah Kabupaten Talaga, seseorang bernama Rama Gusti telah mengumpulkan pengikutnya di Desa Ciputri. Belanda menilai gerakan Rama Gusti itu berpotensi menjadi pemberontakan. Maka Rama Gusti kemudian ditangkap.
Namun yang paling berbahaya adalah gerakan kaum perlawanan yang dibangkitkan kembali kekuatannya dibawah komando Bagus Serit yang berhasil meloloskan diri. Ia berhasil mengumpulkan 50 orang bersenjata dari Desa Keraton Babadan. Kendati gerakannya tercium pemerintah Belanda, Bagus Serit berhasil meloloskan diri saat polisi akan menangkapnya.
Bagus Serit mulai menyusun kekuatan yang lebih besar dengan mengajak penduduk di desa-desa untuk bangkit melawan Belanda. Perlawanan Bagus Serit dimulai pada 6 Agustus 1818 dengan melancarkan serangan ke Palimanan dengan merusak bangunan pertahanan Belanda yang sedang dibangun dan merampas persenjataan dan pakaian Belanda.
Pasukan Belanda segera mundur ke Kali Tanjong. Setelah Komandan Pasukan Belanda bernama Krieger menyusun kekuatannya kembali, maka pasukan Bagus Serit segera mundur.
Gearakan perlawanan Rakyat Cirebon kembali berkobar. Berbekal pengalaman dalam pertempuran sebelumnya, Pasukan Bagus Serit dengan mobilisasi yang tinggi sulit untuk dipadamkan dan begitu merepotkan Pasukan Belanda. Sampai akhirnya pemerintah Belanda mengumumkan bahwa siapapun yang dapat menankap Bagus Serit hidup atau mati akan mendapat hadiah F. 2.200.