Apa Itu Henti Jantung Yang Menimpa Anak Nurul Arifin dan Didi Kempot
Namun kabar baiknya, bukan tak mungkin henti jantung atau cardiac arrest dicegah dengan rutin melakukan pemeriksaan, skrining penyakit jantung dan menjalani gaya hidup sehat.
JERNIH-Maura Magdalia Madyaratri, putri sulung Nurul Arifin, ditemukan meninggal dengan posisi tertidur di meja makan oleh asisten rumah tangga. Menurut Mayong Suryo Laksono, suami Nurul, penyebabnya lantaran cardiac arrest atau kondisi saat jantung berhenti mempompa darah ke seluruh tubuh karena tak berdetak secara efketif, hingga mengakibatkan hilangnya kesadaran dan fungsi pernafasan secara tiba-tiba.
Mayo Clinic menyebutkan, cardiac arrest seperti yang dialami Maura dan Didi Kempot dan berujung pada kematian, berbeda dengan serangan jantung yang terjadi ketika aliran darah menuju jantung tersumbat hingga menyebabkan serangan mendadak. Henti jantung sendiri, memiliki beberapa gejala seperti hilangnya kesadaran atau pingsan, tak ada denyut nadi, berhenti bernafas, rasa tak nyaman atau nyedi di dada, sesak nafas, serta jantung berdebar dengan cepat.
Jika ditemui orang dengan kondisi tersebut, bisa dilakukan pertolongan pertama dengan cara resusitasi jantung paru atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) guna mengembalikan fungsi pompa jantung, disertai pemberian nafas buatan.
Penyebab henti jantung menurut alodokter, dipicu lantaran irama detak tak normal atau aritmia yang terjadi saat sistem elektrik jantung tak berfungsi dengan baik. Di dalam fungsi tersebut, laju dan ritmen detak diatur sedemikian rupa. Maka ketika ada masalah, bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau di antara keduanya. Hanya saja, hal ini tak dianggap bahaya meski beresiko menyebabkan jantung berhenti bekerja secara mendadak.
Perlu diketahui, jantung manusia memiliki empat ruang yakni, dua ruang di bagian bawah yang disebut ventrikel. Jika bilik-biliknya bergetar di luar kendali, maka membuat ritme detak berubah drastis, kemudian memompa darah secara tak teratur. Akibatnya, suplay darah ke seluruh tubuh menjadi tak stabil bahkan berkurang. Dalam beberapa kasus, sirkulasi darah malah berhenti total hingga mengakibatkan kematian.
Sementara itu, ada beberapa faktor yang memicu resiko dari berhentinya jantung berdetak di antaranya, riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner, kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas diabetes, gaya hidup tak sehat, pernah mengalami serangan jantung, penggunaan obat terlarang seperti kokain dan jenis narkoba lainnya, ketidak seimbangan nutrisi seperti kadar kalium atau magnesium rendah, gangguan tidur, serta penyakit ginjal kronis.
Namun kabar baiknya, bukan tak mungkin henti jantung atau cardiac arrest dicegah dengan rutin melakukan pemeriksaan, skrining penyakit jantung dan menjalani gaya hidup sehat.[]