Begini Pesan Buya Syafi’i Ma’arif Untuk Negeri Ini
Buya Syafi’i yakin betul segala macam kontroversi, polemik dan kegaduhan sangat bisa dihindari bahkan dihilangkan jika semua pihak terutama pejabat publik atau publik figur mau mengedepankan konsep membangun budaya kearifan ini.
JERNIH-Seandainya, semua pihak terutama pejabat publik yang sering kena sorot kamera wartawan mau memakai bahasa hati, niscaya tak akan ada kontroversi, pro kontra serta polemik yang akibatnya sudah sangat mudah diduga. Masyarakat terbelah, keresahan ada di mana-mana, kegaduhan juga turut serta.
Cendekiawan Muslim Ahmad Syafi’i Ma’arif yang pernah memimpin PP Muhammadiyah, enggan berkomentar langsung terkait aturan penggunaan pengeras suara di Masjid atau Musholla, baik dalam mengumandangkan Adzan, pembacaan ayat suci Qur’an atau saat bershalawat. Sebab memang bukan ini yang akhirnya menjadi polemik.
Buya Syafi’i hanya meminta agar pejabat publik mampu membangun budaya kearifan dalam tiap membuat kebijakan kemudian menyikapinya di hadapan masyarakat.
“Saya enggak mau komentar langsung ya. Pokoknya, bangun budaya kearifan. Terutama pejabat publik ya,” kata Buya Syafi’i di kediamannya, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Jumat (25/2), seperti diulas CNN Indonesia.
Buya Syafi’i yakin betul segala macam kontroversi, polemik dan kegaduhan sangat bisa dihindari bahkan dihilangkan jika semua pihak terutama pejabat publik atau publik figur mau mengedepankan konsep membangun budaya kearifan ini.
“Sehingga tidak menimbulkan pro kontra, kontroversi, itu aja. Bangun budaya kearifan. Itu penting. Pakai bahasa hati, itu aja,” katanya berpesan.[]