POTPOURRI

Empat Pria Cina Terduga Penyelundup Manusia Diarak di Tengah Pandemi

Keempat pria tersebut mengenakan APD namun mereka membawa foto yang dilengkapi identitas dirinya. Masyarakat dapat melihat dengan jelas foto dan identitas mereka.

JERNIH-Sebuah video yang menunjukkan empat orang Cina yang diduga melakukan pelanggaran menyelundupkan manusia dihukum dengan cara di arak di jalan-jalan untuk mempermalukan mereka. Peristiwa itu terjadi pada 28 Desember 2021 di kota Jingxi di provinsi Guangxi, Cina Selatan. Video tersebut diambil oleh warga yang melihat kejadian tersebut.

Keempat orang tersebut mengenakan pakaian pelindung (APD) namun mereka membawa foto yang dilengkapi identitas dirinya sehingga masyarakat dapat melihat dengan jelas foto dan identitas mereka.

Sejumlah anggota polisi bersenjata mengawal arak-arakan empat orang pelanggar tersebut. Keempat pria itu dituduh menyelundupkan manusia ke perbatasan Cina yang sebagian besar masih ditutup karena Covid.

Namun tindakan mempermalukan tersebut mendapat reaksi beragam dari masyarakat yang diunggah di media sosial Weibo, termasuk di media online milik negara. Tagar mengenai hal ini menjadi topik trending teratas.

Komentar warga terbelah menjadi dua yakni yang setuju dan mengecam; berikut komentar kelompok yang mengecam;

Satu media China menyebut tindakan tersebut melanggar semangat penegakan hukum.

Sejumlah orang mengatakan pawai itu mengingatkan mereka pada penghinaan publik dari ratusan tahun silam.

Sementara Media Beijing News, yang dikelola negara, menyebut “tindakan itu sangat melanggar semangat supremasi hukum dan tidak dapat dibiarkan terjadi lagi”.

Sedangkan komentar mereka yang setuju cukup banyak juga ;

Media Guangxi Daily, yang dikelola oleh pemerintah, mengatakan tindakan pendisiplinan itu dilakukan guna mencegah pelanggaran mereka yang melintas perbatasan. Mereka jug menyebut tindakan tersebut sebagai upaya mendorong agar warga mematuhi upaya pencegahan dan pengendalian pandemi.

Yang lainnya mendukung tindakan pemerintah demi mengendalikan penyebaran virus di dekat perbatasan.

“Apa yang lebih menakutkan ketimbang berparade di jalan-jalan adalah banyaknya komentar yang mendukung pendekatan ini,” tulis seorang pengguna Weibo.

Biro Keamanan Umum Kota Jingxi dan pemerintah setempat membela arak-arakan tersebut.

Di Cina, tindakan mempermalukan di depan publik adalah hal biasa selama revolusi budaya namun kini hal itu jarang dilakukan lagi.

Pada 2006, sekitar 100 pekerja seks dan beberapa klien mereka dipaksa mengenakan seragam penjara warna kuning dan diarak di jalan-jalan. Namun pada 2007, pihak berwenang di Cina telah melarang parade tahanan yang dijatuhi hukuman mati. (tvl)

Back to top button