Geopolitik Selat Malaka Pada Tahun 1.500 – 1.600
Atas dukungan Kekaisaran Turki Utsmani, dibentuklah Liga Muslim di Selat Malaka, yang terdiri atas Kesultanan Aceh, Kesultanan Jepara, dan Kesultanan Johor. Hanya Kesultanan Demak yang menolak ikut Liga Muslim, malah membunuh utusan dari Aceh yang dikirim untuk mengajak Demak
Oleh : Zaenal Muttaqin
JERNIH– Sejak armada Vasco da Gama meninggalkan Portugal pada 1497 dan menemukan Kerala, India, maka Kerajaan Portugis mulai mematahkan dominasi para pedagang Arab di perairan Asia.
Keberhasilan Vasco da Gama disusul Diogo Lopes de Sequeira yang berhasil mencapai Selat Malaka pada 11 September 1509. Portugis lalu datang dengan armada yang lebih besar di bawah pimpinan Laksamana Alfonso de Albuquerque. Pertama-tama dia menaklukan Kesultanan Bijapur di Goa, India, pada 1510. Kesultanan itu kemudian dijadikan sebagai kerajaan vasal dan basis serangan Portugis ke seluruh Asia; dan berlanjut dengan menaklukan Kesultanan Malaka (Malaysia dan Riau) pada 1511.
Portugis memang tidak menaklukan seluruh wilayah di sepanjang rute ke Nusantara. Tampaknya Portugis hanya menaklukan wilayah-wilayah yang dianggap vital bagi pelayaran mereka, seperti pelabuhan Malaka yang menjadi sentral perdagangan di Selat Malaka. Jelas bahwa Portugis tidak tertarik menguasai kesultanan Malaka secara geopolitik, melainkan hanya berkepentingan dengan Pelabuhan Malaka untuk menjaga rute pelayaran mereka.
Di sebelah barat, Kesultanan Aceh yang berdiri tahun 1496 masih terlalu kecil untuk memainkan peran penting di Selat Malaka. Tetapi jatuhnya Kesultanan Malaka ke tangan Portugis–yang tidak tertarik menjajah secara geopolitik–telah membuat Kesultanan Aceh dengan cepat membesar dan memainkan peran penting di Selat Malaka.
Sebaliknya Kesultanan Johor yang khawatir dengan kebangkitan Kesultanan Aceh, terpaksa harus bekerja sama dengan Portugis di Malaka. Persaingan antara Aceh, Johor dan Malaka (Portugis) pun terjadi. Seperti terjadi pada tahun 1567, saat Pangeran Husain Ali I Riayat Syah memimpin armada menyerang Malaka, Portugis yang dibantu Kesultanan Johor bisa memukul mundur Aceh.
Atas dukungan Kekaisaran Turki Utsmani, dibentuklah Liga Muslim di Selat Malaka, yang terdiri atas Kesultanan Aceh, Kesultanan Jepara, dan Kesultanan Johor. Hanya Kesultanan Demak yang menolak ikut Liga Muslim, malah membunuh utusan dari Aceh yang dikirim untuk mengajak Demak. Maka pada tahun 1573 hingga 1575, Liga Muslim memblokade Pelabuhan Malaka, dan meski berhasil menyebabkan kerugian besar bagi Portugis namun tidak berhasil mengusir mereka, karena Kesultanan Johor urung turut berperang. [bersambung]