POTPOURRI

Kepada Siapa Saja Film Porno Jadi Ancaman?

Para ilmuwan bilang, mengkonsumi tayangan beginian, efek pertama yang malah disangka kebaikan yakni, lahirnya kesenangan akibat dilepaskannya hormon dopamin dari tubuh. Terutama bagi perempuan. Sampai sini, tentu bakal muncul dorongan berikutnya untuk kembali menonton film porno.

JERNIH–Sudah berkali-kali, ilmuwan mengatakan bahwa pornografi merusak pikiran, tapi bukannya habis minimal menyusut, produksinya justru malah bertambah. Entah sudah berapa banyak film porno dibuat di dunia ini, tapi jelasnya, di Indonesia sendiri, soal ini seperti sudah menjadi hal biasa.

Buktinya, selain sering terdengar kabar ditangkapnya pelaku adegan panas dari berbagai kalangan baik warga biasa maupun selebritis, jika iseng menelusuri dunia maya, tak sulit mencari tayangan panas dari dalam negeri.

Repotnya lagi, siapa saja dan dari kalangan serta usia berapa pun, begitu mudahnya mengakses konten panas. Bahkan anak-anak yang seolah memiliki kebebasan begitu luasnya dalam penggunaan gadget, tak luput dari ancaman ini.

Lantas, apa bukti bahwa film porno benar-benar berbahaya ?

Para ilmuwan bilang, mengkonsumi tayangan beginian, efek pertama yang malah disangka kebaikan yakni, lahirnya kesenangan akibat dilepaskannya hormon dopamin dari tubuh. Terutama bagi perempuan. Sampai sini, tentu bakal muncul dorongan berikutnya untuk kembali menonton film porno.

Ketika intensitasnya terus naik, hormon dopamin terus meningkat hingga otak tak mampu lagi mengendalikan keinginan nonton film porno. Otomatis, kecanduan lahir sebagai pintu pertama gangguan kejiwaan akibat adanya kerusakan pada sistem syarafnya.

Persoalan tak selesai sampai sini. Bagi orang dewasa yang sudah memiliki pasangan secara sah, akibat selanjutnya adalah sulitnya mencapai rasa puas ketika berhubungan intim. Bisa saja, muncul dorongan meniru sama persis dengan adegan yang ditonton.

Iya, jika adegan itu masih dalam pusaran romantis sepasang kekasih. Tapi jika sudah melibatkan unsur kekerasan, tentu bisa jadi repot.

Soal ini, penyanyi Billie Elish, penyanyi pop pemenang Grammy Awward punya pengalaman tersendiri. Waktu diwawancara SiriusXM, dia merasa hancur jika mengenang apa yang pernah dialami.

Dia bilang, pada usia 11 tahun pernah mengkonsumsi film porno yang melibatkan kekerasan. Billie menyangka bahwa setelah itu dirinya bakal tertarik meniru adegan serupa jika sudah tiba pada waktunya. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Sejak saat itu, mimpi buruk sering menghantui tidurnya.

Pada wawancara tersebut, Billie menilai bahwa porno merupakan aib. Dan secara khusus, mengkritik keras cara film panas menggambarkan tubuh dan pengalaman seksual perempuan.

Padahal, sebelumnya Billie, bisa dikatakan sebagai selebritis yang blak-blakan bicara soal pornografi dan menganggap bahwa tayangan tersebut merupakan panduan tentang bagaimana caranya berhubungan seks.

Sayang seribu kali sayang, dukungannya terhadap pornografi justru salah alamat sebab dia sering betul mengalami mimpi buruk pada tidurnya.

Bahwa pornografi merupakan masalah nyata dan mampu merusak pemahaman yang lebih luas tentang hubungan yang didasari rasa suka sama suka, kini Billie mengatakannya dengan amat tegas. Pandangan ini, rupanya mendapat dukungan penuh dari para ahli yang fokus pada kesejahteraan anak.

Apalagi, di masa pandemi seperti sekarang ini. Saat orang-orang dilarang bepergian secara bebas dan memilih di rumah saja. Bukan tak mungkin, ke-gabut-an malah mengarahkannya ke situs-situs panas. Betul-betul layak dianggap sebagai ancaman []

Back to top button