Keren, BRIN Ciptakan Alat Deteksi Ladang Ganja Berbasis Satelit
Kecanggihan alat tersebut bahkan dapat mengidentifikasi area terbuka di tengah hutan yang memungkinkan sinar matahari langsung, termasuk mendeteksi perubahan objek yang menunjukkan fase pertumbuhan tanaman, serta membedakan pantulan spektral cahaya dari tanaman ganja dan tanaman lainnya.
JERNIH-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memanfaatkan satelit untuk mendeteksi dan memantau keberadaan ladang ganja secara otomatis atau semi-otomatis.
Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN Rokhis Khomarudin mengatakan pihaknya mengembangkan teknologi penginderaan jauh berbasis satelit yang dapat mendeteksi keberadaan ladang ganja secara cepat dan akurat.
“Sistem itu bekerja dengan mengembangkan model deteksi melalui machine learning,” kata Rokhis beberapa waktu lalu.
Rokhis menjelaskan teknologi tersebut menggunakan berbagai pendekatan untuk mempermudah identifikasi ladang ganja, serta bisa memantau area yang luas tanpa harus melakukan survei manual yang memakan waktu dan biaya besar.
Menurut Rokhis, BRIN telah memiliki pengalaman yang luas dalam penelitian dan pengembangan pemanfaatan data satelit untuk berbagai keperluan, termasuk pengamatan objek di darat, laut, dan atmosfer. Sehingga mereka dapat mengembangkan sistem yang dapat memberikan informasi yang cepat, akurat, dan efisien dalam hal biaya terkait keberadaan ladang ganja ilegal.
“Riset identifikasi ladang ganja dengan data satelit akan dilanjutkan dengan pendekatan metode machine learning dan artificial intelligence,”
“Pengenalan karakteristik objek ladang ganja, baik dari fisik maupun pantulan spektral cahaya dari tanaman merupakan bagian penting dari riset. Harapannya riset ini dapat menghasilkan informasi yang cepat, akurat, dan murah,” kata Rokhis menambahkan.
Kecanggihan alat tersebut bahkan dapat mengidentifikasi area terbuka di tengah hutan yang memungkinkan sinar matahari langsung, termasuk mendeteksi perubahan objek yang menunjukkan fase pertumbuhan tanaman, serta membedakan pantulan spektral cahaya dari tanaman ganja dan tanaman lainnya.
Beberapa waktu lalu BRIN telah menjalin kerja sama penelitian dengan Polda Sumatera Utara (Sumut). Kerja sama itu membuahkan hasil dengan ditemukannya lima hektare ladang ganja di Pegunungan Tor Sihite, Kabupaten Mandailing Natal, Sumut.
selanjutnya Rokhis menyebut jika BRIN akan terus melanjutkan riset identifikasi ladang ganja melalui satelit dengan pendekatan metode pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan. Pengenalan karakteristik objek ladang ganja, baik dari fisik maupun pantulan spektral cahaya dari tanaman merupakan bagian penting dari riset.
BRIN berharap kerja sama antara lembaga penelitian dan lembaga penegak hukum melalui pemanfaatan teknologi canggih dan kerja sama yang solid dapat mengatasi masalah ladang ganja ilegal secara signifikan di Indonesia. (tvl)