King Richard : Perjuangan dan Penderitaan Seorang Ayah
Semua ayah ingin anak mereka lebih sukses dari dirinya. Sebagian besar menyiapkan rencana begitu buah hati mereka lahir ke dunia, segelintir lainnya merancang 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 keturunan mereka memekikkan tangis pertama. Richard Dove Williams Jr di antaranya.
Oleh : Akmal Nasery Basral*
JERNIH– Semua ayah ingin anak mereka lebih sukses dari dirinya. Sebagian besar menyiapkan rencana begitu buah hati mereka lahir ke dunia, segelintir lainnya merancang 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 keturunan mereka memekikkan tangis pertama. Richard Dove Williams Jr di antaranya.
Setelah menonton kemenangan petenis Virginia Ruzici–juara tunggal putri French Open 1978–di benaknya tumbuh ambisi: anak-anaknya pun nanti harus menjadi petenis hebat.
Masalahnya, Richard bukan pelatih tenis bersertifikat. Kemampuan bermain tenisnya pun seadanya. Maklum, profesinya petugas keamanan.
Hidupnya berantakan. Pada usia 31 tahun (1973) pernikahan pertamanya yang menghasilkan lima orang anak, hancur lebur.
Takdir mempertemukannya dengan Oracene “Brandy” Price, orang tua tunggal dengan tiga anak perempuan. Mereka menikah pada 1979. Setahun kemudian lahir anak perempuan pertama mereka yang diberi nama Venus. Tahun berikutnya lahir Serena.
Jika Venus dan Serena Williams kini dikenal sebagai petenis legendaris, itu karena Richard dan Brandy jungkir balik mewujudkan impian yang tak semudah membalik telapak tangan. Tak punya biaya mengirim Venus dan Serena ke sekolah tenis, mereka melatih sendiri kedua putri tanpa melupakan pendidikan formal keduanya (dan ketiga anak perempuan lainnya) agar mandiri di tengah kerasnya kehidupan.
Richard kerap dibuli lingkungan sampai dihajar babak belur preman. Tetangga yang julid pun melaporkan ke polisi, menuduh keduanya terlalu keras mendidik anak-anak.
Berdasarkan kisah nyata keluarga Williams, film 𝑲𝒊𝒏𝒈 𝑹𝒊𝒄𝒉𝒂𝒓𝒅 (Sutradara: Reinaldo Marcus Green, 2021) yang baru ditayangkan @netflix ini menampilkan ensembel akting pemain yang menarik disimak (Will Smith bahkan menerima Piala Oscar untuk perannya sebagai Richard).
Sebuah film keluarga yang memberi pesan kuat bahwa kesuksesan seorang lelaki, seorang ayah, tak hanya diukur berdasarkan hidupnya sendiri—yang mungkin ‘tidak sukses’ dalam ukuran umum—tetapi harus dilihat juga pada kemampuannya mengembangkan potensi anak-anaknya.
Film yang layak ditonton seluruh anggota keluarga. Inspiratif. 9/10. [ANB]