POTPOURRI

Mayoritas Anggota Perempuan Parlemen Afganistan Lari dari Negaranya

Mereka melarikan diri setelah Taliban berkuasa untuk menyelamatkan nyawa dan keluarganya dari ancaman hukuman kelompok Taliban. Dari berbagai negara kini mereka berusaha berjuang untuk perempuan Afganistan.

JERNIH-BBC mencatat fakta bahwa 60 dari 69 anggota parlemen perempuan Afganistan sekarang berada di berbagai negara.

Hanya Sembilan anggota parlemen perempuan Afganistan tetap berada di negara itu, meski tinggal dalam persembunyian. Pada umumnya mereka tidak pernah tidur di sebuah rumah yang sama dalam dua malam berturut-turut.

Dilansir BBC.com Indonesia, dari 60 anggota parlemen perempuan Afganistan yang melarikan diri dari Afganistan tersebut, sebanyak 46 anggota parlemen itu sekarang diketahui berada di Eropa. Mereka tersebar di Yunani, Albania, dan Turki.

Sisanya yakni 14 anggota parlemen mengungsi di belasan negara, timur tengah bahkan hingga Australia.

Salah satu negara yang menjadi favorite tujuan pengungsian anggota parlemen perempuan Afganistan, yakni Kanada. Pemerintahan Kanada sempat menyampaikan kesediaannya untuk menerima 5.000 warga Afghanistan.

Namun para anggota parlemen perempuan itu ingin terus memperjuangkan hak-hak perempuan Afghanistan walau berada jauh dari negara mereka.

“Salah satu idenya adalah membentuk parlemen perempuan di pengasingan” kata Serani, salah satu perempuan anggota parlemen Afganistan yang kini bersembunyi di Jerman.

“Tujuannya adalah untuk menyuarakan pelanggaran hak-hak perempuan untuk di Afghanistan, sambil terus menekan Taliban,”.

Ide ini dilontarkan oleh salah satu kelompok sipil yang turut mengatur evakuasi anggota parlemen perempuan dari Afghanistan. Beberapa anggota parlemen Afganistan yang kini di Eropa anntusias dengan gagasan itu

“Terlalu dini untuk mengatakan apakah gagasan itu akan terwujud,”. Kata Shinkai Karokhail salah penyokong ide tersebut.

Shinkai Karokhail adalah perempuan anggota parlemen yang kabur ke Kanada. Sebelum terpilih menjadi anggota parlemen ia menjabat duta besar Afghanistan untuk Kanada. Setelah Taliban berkuasa, ia meninggalkan Afganistan dan kini tinggal di sebuah kota di pinggiran Toronto dan tengah mencari suaka di negara itu.

“Provinsi saya jatuh ke tangan Taliban pagi hari itu dan presiden saya mundur pada sore harinya,” kata Karokhail menggambarkan perubahan kekuasaan di Afganistan pada 15 Agustus lalu.

Dalam parlemen, Shinkai Karokhail menjadi salah satu yang memperjuangkan pengesahan undang undang tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan Afghanistan.

Kini, dalam ide ‘parlemen perempuan di pengasingan’ ia meminta setiap anggota parlemen perempuan di negaranya untuk mengesampingkan perbedaan

“Semua perbedaan yang kami miliki, kami telah kehilangannya. Saya pikir inilah saatnya untuk menyadari bahwa satu-satunya hal yang penting sekarang adalah menyelamatkan negara, mendukung rakyat dan memberikan suara bagi perempuan,” kata Karokhail. (tvl)

Back to top button