Misteri Drakospita, Rumah Naga dari Jaman Megalitikum
Jernih — Yunani terkenal dengan beragam peninggalan sejarahnya yang menakjubkan. Diantara semua peninggalan arkeologis Yunani kuno, ada satu tinggalan sejarah yang masih menjadi misteri. Tinggalan itu berupa struktur megalitik yang disebut drakospita, yang artinya rumah naga.
Riley Winters dalam The Megalithic Mystery of the Greek Dragon Houses menuliskan bahwa drakospita banyak ditemkan di Pulau Euboea (Evia) jumlahnya mencapai 23 bangunan yang terkonsentrasi di di Gunung Ochi dan Gunung Styra.
Sejauh ini keberadaan bangunan bangunan megalit tersebut menjadi misteri yang belum difahami sepenuhnya. Rumah-rumah naga di Euboea pertama kali dicatatkan oleh geologi Inggris John Hawkins saat mendaki Gunung Ochi pada 21 Oktober 1797. Sejak itu drakospita Ebaoea menjadi perhatian dunia international.
Drakospita Euboea mirip piramida bertingkat Djoser di Mesir dan kuil Teotihuacan di Kolombia. Strutur dindingnya terbuat dari tmpukan batu tipis tanpa perekat. Ambang pintunya terbuat dari batu-batu panjang piph dan ukurannya lebih besar.
Demikian pula atapnya, terbuat dari batu-batu pipih yang disusun sedemikian rupa dan memiliki bukaan untuk cahaya matahari dan udara. Rumah Naga terbesar dan paling mengesankan terletak di puncak Gunung Ochi, di titik tertinggi di selatan Ebaoea. Ukurannya sekitar 14 meter x 9 meter.
Yang membuat para peneliti tercengan dengan drakospita adalah proses pembangunannya yang spektakuler. Banyak yang berpikir bagaimana caranya batu-batu berukuran besar dan berat itu diangkut dan ditempatkan sedemikian rupa. Kemungkinan, deposit batu-batu untuk rumah naga sudah ada di area bangunan didirikan.
Pertanyaan lain yang menggayuti pikiran para peneliti yaitu memecahkan fungsi dari drakospita. Sejauh ini tidak ada sumber tertulis yang menjelaskan fungsinya. Para arkeolog terpaksa mengandalkan cerita lisan dan legenda masyarakat lokal, termasuk beberapa deskripsi singkat dari para penjelajah.
Artefak yang pernah ditemukan adalah pecahan keramik dan prasasti dari periode praklasik hingga Helinistik. Di salah satu pecahan tembikar terdapat aksara yang belum diketahui artinya. Temuan lainnya yaitu perkakas dan tulang binatang. Dari ekskavasi arekologi terseut hasilnya masih tidak cukup untuk menyimpulkan fungsi drakospita.
Untuk menjelaskan strukturnya para peneliti dari Departemen Astrofisika di Universitas Athena mencoba mencocokannya dengan astronomi. Mereka menyimpulkan bahwa drakospita memiliki konteks dengan bintang Sirius yang bersinar paling terang di malam hari.
Hal itu memiliki kesamaan dengan adanya sistem astronomi kuno yang muncul 1100 SM. Oleh karenanya para peneliti astronomi menyimpulkan bahwa drakospita adalah oservatorium kuno. Sedikit yang menganggap drakospita sebagai rumah naga dalam arti sesungguhnya.
Naga atau draco dalam pengertian Yunani Kuno tidak seperti gambaran naga dalam mitologi saat ini. Karena bisa saja merujuk pada rasi bintang di langit utara yang disebut Draco. Rasi bintang ini sudah diketahui sejak lama. Mitologi Yunani Kuno menyebutkan Draco adalah naga berkepala seratus yang dinaikan ke langit oleh Dewi Hera menjadi rasi bintang Draco.
Teori lain telah muncul yang mengatakan bahwa yang disebut rumah naga mungkin sebenarnya adalah tempat suci bagi Hera, Zeus, atau Herakles. Namun kemungkinan dari teori ini hanya sedikit yang mendukungnya.
Pendapat lainnya ,enyebutkan bahwa drakospita adalah tempat para penjaga atau gudang pada masa Helenistik Hal tersebut didukung oleh temuan keramik. Jika lokasi Gunung Ochi dan Gunung Styra semacam markas pasukan atau benteng pertahanan, kemungkinan besar bangunan tersebut berfungsi sebagai pangkalan yang dilengkapi dengan makanan.
Meskipun penggunaan megalit ini tidak diketahui, lokasinya kemungkinan besar berpengaruh terhadap pendirian bangunan itu. Euboea adalah satu-satunya pulau di Laut Aegea. Gunung Ochi merupakan gunung tertinggi ke tiga di Pulau Euboea, puncaknya setinggi 1398 Mdpl. Terletak di bagian paling selatan Euboea atau di utara kota Karystos.
Tinggalan dari masa megalitik yang bertempat di ketinggian umumnya berhubungan dengan religi dan ritual kuno. Tidak mustahil Drakospita merupakan bangunan religi dari masa megalitik, yang difungsikan sebagai tempat tinggal para pertapa atau bangunan untuk pemujaan.
Dari perkiraan-perkiraan itu pada akhirnya membuat drakospita semakin ambigu.