Pandemi Covid 19 Menanjak, Penggemar Ikan Hias Melonjak
JAKARTA — Stay at home, membuat beberapa orang mulai mengulik hobi atau aktivitas yang dapat dilakukan di rumah. Salah satunya dengan memelihara dan merawat ikan hias. Selain para pecinta ikan hias, hobi tersebut menular pada orang-orang awam, termasuk kalangan artis.
Ashanti dan Gisella Anastasya misalnya yang suka memilihara ikan cupang atau ikan laga atau Baim Wong dan Denny Cagur yang memelihara ikan hias di dalam aqua scape. Hobi tersebut baru mereka tekuni Ketika masa pandemi.
CNA melaporkan sebuah toko ikan aquarium di Jakarta melaporkan peningkatan penjualan hingga 50 persen sejak Indonesia mulai memberlakukan pembatasan sosial berskala besar untuk mengekang penyebaran COVID-19 pada 10 April.
Sementara itu, pemilik tempat penetasan ikan di Jakarta mengatakan bahwa mereka telah melihat peningkatan jumlah individu yang membiakan dan memelihara ikan di lingkungan rumah, terutama ikan lele dan nila yang dapat hidup di ruang kecil dan membutuhkan perawatan yang lebih sedikit.
Sebelum pandemi, usaha penetasan dimiliki peternakan ikan besar yang membeli ribuan bibit ikan. Setelah pandemi penjualan ikan meningkat pesat sehingga menarik minat beberapa beralih ke bisnis ikan.
Salah satunya adalah Aktif Nugroho, pemilik Toko Batik di salah satu pusat perbelanjaan Jakarta yang harus ditutup selama masa PSBB. Ia membeli beberapa ikan cupang dan louhan kecil, yang kemudian ia besarkan. Kemudian menyilangkangnya menjadi varietas dengan warna baru.
Harga ikan louhan jenis umum antara 50.000 dan 75.000 rupiah (US $ 3,50 dan US $ 5,20), sementara yang lebih eksotis dapat bernilai sepuluh kali lebih banyak.
“Kadang-kadang ikan tersebut dapat diberi harga 15 juta rupiah, jika kita menghasilkan kombinasi warna dan sifat-sifat yang belum pernah dilihat sebelumnya,”katanya.
Memelihara ikan didalam aquarium memberikan rasa gembira dan tenang bagi yang melihatnya. Gerakan ikan tersebut memberi efek relaksasi. Seperti yang diakui oleh Jap Kam Fat, laki-laki berusia 56 tahun yang memelihara ikan tanduk kembang.
Pensiunan itu mengatakan dia tertarik dengan warna-warna cerah, pola dan bentuk kepala tanduk yang berbeda ketika dia mulai menyimpannya awal bulan lalu. Menurutnya, untuk mengembangkan tanduk yang sempurna ada seni di belakangnya. Dan itu yang membuat dia tertarik.
Jap mengatakan beberapa temannya telah menyatakan minatnya pada ikan tanduk bunga mudanya. Namun ia tidak tertarik untuk menjual. Tetapi jika pembeli yang tepat datang menawarkan harga yang tepat, Jap akan mempertimbangkan untuk menjualnya.
Tanduk bunga dewasa yang berumur lebih dari delapan bulan dapat mencapai harga tinggi antara 3 juta hingga 15 juta rupiah.
Warga Jakarta lainnya, Budi Wibowo mengatakan awalnya dia tidak pernah berpikir untuk menghasilkan uang dari hobi barunya.
Sejak diperintahkan bekerja di rumah pada akhir Maret, lelaki berusia 53 tahun itu mulai merawat arwana di rumah untuk menyibukan diri. Tak lama kemudian ikannya ditawar oleh koleganya. Satu dari ikan arwananya akhirnya laku dengan harga dua kali lipat.
“Sejak itu, saya terus membiakkan arwana dan mulai bercabang dengan jenis ikan lain.” Kata Wibowo yang menganggap keuntungan tersebut adalah bonus, bukan tujuan dari memelihara ikan. Dia lebih mencari kepuasan dalam memelihara ikan
Meningkatnya bisnis ikan juga dirasakan oleh Widi Andini, pemilik toko ikan aquarium di Jakarta Timur. Penjualan ikan di tokonya meningkat hingga 50 persen.
“Sebelum pandemi, toko kami bisa menghasilkan 500.000 rupiah sehari. Selama dua atau tiga bulan terakhir, jumlah penjualan yang kami hasilkan berkisar antara 750.000 dan 1 juta rupiah setiap hari, ”katanya kepada CNA.
Andini mengatakan jumlah aquarium dan tangki ikan yang terjual meningkat dua kali lipat sejak pandemi melanda pada awal Maret, sementara jumlah ikan yang terjual antara 40 hingga 50 persen. Menurut Andini, dampak dari pandemi ini membuat banyak orang memlihara ikan untuk pertama kalinya.
Tetapi ketika Jakarta mulai meringankan pembatasan sosial skala besar dan memungkinkan orang untuk kembali bekerja, kemungkinan penjualan ikan akan kembali seperti semula. Hal itu diisadari Andini, bahwa kenaikan penjualan tidak akan bertahan selamanya, namun ia tetap berharap penggemar ikan akan terus bertambah.
Sementara itu, Aktif Nugroho berharap permintaan untuk ikan cupang akan tetap kuat setelah pembatasan sosial berskala besar berakhir. Karena penggemar ikan cupang tetap stabil dan permintaan cupang di pasaran juga konstan. [ ]