Rusia Tangkap Warga yang Tolak Wajib Militer
Rusia larang warga pria ke luar negeri seiring dengan semakin banyak pria Rusia yang kabur ke luar negeri demi menghindari wajib militer.
JERNIH-Warga Rusia yang berani menolak wajib militer, desersi dari militer, melanggar atau menolak perintah wajib militer akan dihukum penjara hingga 15 tahun.
Aturan ini telah ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin dan berlaku selama masa perang, keadaan darurat militer, dan mobilisasi.
Aturan ini diberlakukan menyusul kabar jika saat ini militer Rusia mulai kekurangan personel serta melemahnya semangat bertempur tentara Rusia. Dikabarkan sejumlah tentara Rusia menolak bertempur di Ukraina.
Dilansir NHK, lebih dari 2.000 pengunjukrasa yang turun ke jalan ditahan sejak Rabu (21/9/2022) karena menolak mobilisasi tentara cadangan.
baca juga: Ukraina temukan Lagi Dua Kuburan Massal di Izium
Militer Rusia mulai merekrut warga sipil untuk menjadi tentara, paska Putin mengumumkan mobilisasi setelah pasukan Rusia menghadapi serangan balasan di Ukraina timur dan selatan.
Menurut Putin, dibutuhkan tenaga tambahan untuk memenangkan perang tak hanya melawan Ukraina tetapi juga negara-negara Barat.
Sementara Reuter melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu menyatakan jika Rusia akan menyusun 300.000 pasukan cadangan untuk mendukung invasi militer di Ukraina.
Mereka yang akan ikut dalam mobilisasi militer akan diberikan pelatihan tambahan sebelum dikerahkan ke Ukraina. Rusia tidak akan menyertakan siswa atau mereka yang hanya bertugas sebagai wajib militer.
Menurut laporan media Ukraina, Pravda, aturan tersebut mulai berlaku pada 28 September mendatang, sebagaimana disampaikan oleh salah satu pejabat pemerintah Rusia.
Sumber itu mengatakan bahwa pria yang ingin keluar negeri harus mendapat izin dari kantor pendaftaran militer.
Pemerintah Rusia juga akan mengumumkan segera kategori warga yang akan dibebaskan dari mobilisasi pasukan cadangan. (tvl)