Situs Makam Bupati Kawali dari abad 18 Masehi Terancam Longsor
CIAMIS – Semakin hari keberadaan makam sejarah Situs Gunung Cicadas yang berada tepat di tepi Sungai Cimuntur terancam amblas terbawa longsor. Ancaman tersebut disebabkan gerusan aliran Cimuntur yang membuat tebing bagian utara Gunung Cicadas setinggi 30 meter mengalami longsor. Akibat longsoran itu beberapa pohon yang dulu tumbuh sebagai penguat tebing rubuh terseret longsoran.
“Dulu jarak antara makam Eyang Dalem Sacamerta dengan bibir tebing Cimuntur sekitar 5 meter lebih. Kini hanya tinggal 3 meter” Kata Ace Warsim, warga Winduraja yang rumahnya tidak jauh dari Gunung Cicadas. Bahkan Ace terpaksa menutup jalan setapak yang menyusur sisi tebing menuju situs agar tidak dilintasi lagi untuk menghindari bahaya .
Gunung Cicadas merupakan sebuah bukit kecil yang berada diperbatasan Desa Kawali Mukti dan Winduraja.Letaknya berada di kordinat S 07°10’45.46” dan E 108°22’5.40” di atas ketinggian sekitar 370 mdpl. Luasnya sekitar 100 meter persegi. Di kaki Gunung Cicadas bagian timur terdapat Sungai Cicadas yang bermuara ke Cimuntur. Kecuali di bagian tebingnya, lingkungan makam masih terlihat rimbun oleh pepohonan
Longsoran tersebut juga disebabkan aliran Sungai Cimuntur yang semakin melebar ke samping dan menggerus kaki tebing Gunung Ciadas yang menjadi dinding sungai. Pelebaran tersebut diakibatkan adanya nusa di tengah sungai yang berhadapan dengan Gunung Cicadas. Adanya nusa membuat aliran sungai terhambat dan terbelah menjadi dua.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang alamiah karena Sungai Cimuntur termasuk sungai meandering atau sungai yang berkelok-kelok. Beberapa kelokannya membentuk tapal kuda (oxbow) sehingga daratan yang berada di daerah aliran sungainya membentuk bojong. Meandering sungai juga menyebabkan terjadinya gosong (bar longitudinal) atau pulau di tengah sungai. Dalam bahasa sunda, gosong disebut juga nusa.
Lihat juga : Kerancuan Daftar Para Bupati Kabupaten Ciamis Akhirnya Terungkap
Situs Sejarah Gunung Cicadas merupakan salah satu situs penting di Kawali. Bagi warga Kawali Mukti, Gunung Ciadas merupakan kompleks pemakaman keluarga Dalem Sacamaerta yang disakralkan dan dihormati. Bentuk penghormatan tersebut dengan menyebut Cicadas sebagai gunung, bukan bukit atau pasir, padahal tinggi Cicadas sekitar 30 meter saja.
Tempat sakral maupun makam dari tokoh-tokoh yang dulu berjasa, baik sebagai pemimpin maupun penyebar agama cenderung dimakamkan ditempat yang tinggi sebagai simbol tempat yang disucikan.
400 meter di arah timur Gunung Cicadas terdapat situs Gunung Putri yang berada di perbatasan Kawali Mukti dan Desa Kawali. Situs ini merupakan makam di pasir (bukit kecil) bahkan bisa disebut momomnggor (tingginya lebih rendah dari pasir) yang juga berada di DAS Cimuntur. Gunung Putri bagi warga Dusun Kilayugung, Sawahkaler, Desa Cibiru dan umumnya Desa Kawali Mukti dikenal sebagai salah satu tempat yang dikeramatkan.
Aep Capung Martadipura Pegiat Sejarah di Winduraja mengatakan Bahwa Dalem Sacamerta merupakan Bupati Kawali di abad 18 Masehi. “Selain menjadi bupati, beliau juga menyebarkan agama islam di Kawali. Maka tak heran banyak orang yang berjiarah ke Gunung Cicadas” Ujar Aep Capung.
Dari pendataan situs sejarah yang dilakukan Aep di yayasan Tapak Karuhun, diketahui panjang makam Dalem Sacamerta adalah 1,7 meter dan lebarnya 1 meter dan tinggi makam 70 cm. Jirat makam tersusun dari batu bata kuno berukuran besar dan batu kali. Sedangkan nisannya bertipe Demak-Troloyo.
Dari data silsilah yang termuat di Buku Sedjarah Galoeh karya R.H. Gun Gun Gurnadi, Eyang Dalem Sacamerta aslinya bernama Dalem Gandakerta, setelah menjadi Bupati benrama Dalem Arya Sacamerta. Arya Sacamerta menjadi Bupati Kawali ke VI tahun 1718-1745, menggantikan ayahnya yaitu Adipati Singacala.
Jejak sejarah yang terkait dengan Dalem Sacamerta diantarnya leuwi Cigandra di Cimuntur yang dulu digunakan untuk marak lauk saat Arya Sacamerta berkuasa. Selain itu Arya Sacamerta juga yang pertama kali mengembangkan sawah di kawasan Sawahkaler Kawali Mukti.
Aep Capung dan Ace Warsim berharap pemerintah setempat melakukan upaya untuk menyelamatkan situ Makam Bupati Kawali itu. “Selama ini pemerintah kabupaten lebih terfokus melestarikan situs-situs yang sudah dikenal. Padahal banyak situs-situs penting lainnya yang kurang terawat bahkan terancam hilang baik oleh alam maupun oleh tangan manusia akibat terlupakan atau terdesak oleh perkembangan jaman” papar Aep Capung. (Pd)