Alat Deteksi Covid-19 Karya Anak Bangsa, Lebih Murah dari PCR
Alat RT-LAMP tidak memerlukan deteksi PCR yang mahal dan harga kitnya relatif murah. Dengan demikian, harga pengadaan RT-LAMP lebih murah ketimbang tes usap PCR.
JERNIH – Sejumlah negara seperti Belanda dan Spanyol telah menetapkan RT-LAMP sebagai salah satu metode setara RT-PCR yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19. Kini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan alat deteksi Covid-19 RT-LAMP ini.
Produk ini telah mendapat izin edar alat kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Izin edar produk dengan merek dagang Qi-LAMP-O ini berlaku sampai dengan Januari 2027. Metode temuan periset BRIN tersebut dikembangkan sejak bulan Maret 2020 bersama mitra PT Biosains Medika Indonesia, yang saat itu akan melakukan komersialisasi produk.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021, RT-LAMP termasuk dalam kategori tes molekuler NAAT (Nucleic Acid Amplification test) bersama-sama dengan Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM), dengan akurasi yang sangat baik.
Perbedaan RT LAMP dengan RT-PCR adalah dalam proses amplifikasi gen target, reaksi RT-LAMP berlangsung secara isothermal atau suhu konstan sehingga tidak memerlukan alat thermocycler atau alat PCR.
Peneliti Kimia BRIN Tjandrawati Mozef mengatakan RT-LAMP tidak memerlukan alat deteksi PCR yang mahal dan harga kitnya relatif murah. Dengan demikian, harga pengadaan RT-LAMP lebih murah ketimbang tes usap PCR.
“Ini merupakan alternatif baru untuk mendeteksi Covid-19. Apalagi di beberapa negara seperti Belanda dan Spanyol juga telah menetapkan RT-LAMP sebagai salah satu metode setara RT-PCR yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19,” kata Tjandrawati, Rabu (12/1/2022).
Menurut Tjandrawati, ia beserta tim berinisiatif untuk mengembangkan sistem alternatif untuk melakukan skrining dan deteksi RNA virus SARS-Cov-2 pada awal pandemi. Penelitian itu belakangan juga dipacu oleh kemunculan sejumlah varian baru. Metode RT LAMP diyakini dapat mendeteksi secara spesifik material genetik dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Produk inovasi RT-LAMP ini menggunakan sampel ekstrak RNA hasil swab hidung yang dapat dideteksi secara kualitatif dengan melihat adanya presipitasi dengan akurasi yang dinilai baik. Selain itu, RT-LAMP bisa juga menggunakan alat real-time turbidimeter hasil inovasi riset BRIN, tim peneliti dari Pusat Riset Fisika (Dr. Agus Sukarto Wismogroho) yang sudah didaftarkan patennya.
“Akurasinya dapat ditingkatkan setara dengan sistem RT-PCR dan reaksi amplifikasi dapat dipantau secara real-time,” kata dia. RT-LAMP BRIN juga sedang dikembangkan untuk dapat menggunakan sampel saliva. Metode ini diklaim memiliki hasil yang sangat menjanjikan. Saat ini statusnya sedang diproses untuk pengajuan izin edar.
“Secara in silico, RT-LAMP telah diuji spesifisitasnya terhadap varian-varian SARS-CoV-2, termasuk varian Delta dan Omicron, dengan hasil mampu mendeteksi varian-varian tersebut,” tuturnya. [*]