Sanus

Rumah Sakit di Sini Izinkan Staf Bekerja Meski Positif Covid

Langkah luar biasa ini terpaksa diambil sejumlah rumah sakit agar dapat merawat pasien yang membludak. 

JERNIH-Sejumlah rumah sakit di Amerika Serikat (AS) mulai kekurangan staf dalam jumlah yang sangat tinggi seiring terjadi lonjakan kasus akibat varian Omicron.

Rumah sakit dipenuhi pasien kasus positif Covid-19 namun rumah sakit kekurangan staf karena banyak staf rumah sakit yang tidak bekerja akibat tertular Covid-19. Varian Omicron diduga menyebar sangat cepat sehingga membuat banyak staf rumah sakit tertular.

Untuk mengatasi kondisi darurat tersebut mereka mengizinkan perawat dan petugas lain yang tengah terjangkit virus corona untuk dapat tetap bekerja. Dengan catatan mereka hanya memiliki gejala ringan atau tidak memiliki gejala sama sekali (asimtomatik). Langkah luar biasa ini terpaksa diambil sejumlah rumah sakit agar dapat merawat pasien yang membludak. 

Dikutip dari bbc.com/Indonesia Kebijkan tetap mengizinkan tenaga medis bekerja meski positif ringan dilakukan Otoritas kesehatan di California yang akhir pekan lalu mengumumkan bahwa staf rumah sakit yang hasil uji medisnya terbukti positif tetapi tidak memiliki gejala, dapat terus bekerja.

Demikian pula beberapa rumah sakit di Rhode Island dan Arizona telah memberitahu karyawan bahwa mereka dapat tetap bekerja jika tidak memiliki gejala atau hanya mengalami gejala ringan.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) bulan lalu mengatakan petugas kesehatan yang tidak memiliki gejala dapat kembali bekerja setelah tujuh hari, dengan hasil uji medis negatif, tetapi masa isolasi mereka dapat dipotong jika ada kekurangan staf.

Varian Omicron yang dikenal sangat menular membuat angka kasus positif Covid-19 melonjak lebih dari 700.000 kasus per hari. Jumlah warga Amerika yang dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19 mencapai sekitar 108.000 orang.

Jumah tersebut hanya berselisih kecil dari rekor jumlah orang yang dirawat di rumah sakit pada Januari 2021 yang mencapai 124.000 orang.

Di Eropa, Prancis minggu lalu juga mengumumkan akan mengijinkan petugas medis yang memiliki gejala ringan atau tidak memiliki gejala sama sekali untuk tetap merawat pasien, dibanding mengisolasi mereka. (tvl)

Back to top button