Sanus

Sering Menatap Layar Ponsel, Jaga Kesehatan Mata Anda dengan Cara Berikut

Profesor Chris Lohmann yang bekerja di rumah sakit Universitas Teknik München, Jerman, mengatakan kebiasaan ini meningkatkan risiko berkurangnya ketajaman penglihatan jarak jauh. “Biasanya, kita mengedipkan mata setiap 10 detik. Tapi jika menatap layar, kita hanya kedip setiap 30 atau 40 detik,” ujar Profesor Lohmann.

JERNIH– Menatap telepon selular atau komputer sangat melelahkan mata. Pada dasarnya, berfokus pada objek yang sama, menatap ke satu arah secara terus-menerus dan dalam jarak sama dapat membawa efek buruk pada otot-otot mata, dan bisa merusak penglihatan.

Profesor Chris Lohmann yang bekerja di rumah sakit Universitas Teknik München, Jerman, mengatakan kebiasaan ini meningkatkan risiko berkurangnya ketajaman penglihatan jarak jauh. “Biasanya, kita mengedipkan mata setiap 10 detik. Tapi jika menatap layar, kita hanya kedip setiap 30 atau 40 detik,” ujar Profesor Chris Lohmann.

Berkurangnya refleks berkedip membuat mata lelah. Lapisan air mata terkoyak, dan mata mulai terasa gatal atau kering. Mata pun kehilangan kemampuan untuk berfokus.

Dark mode

Tapi ada trik yang bisa membantu mengurangi kelelahan mata. Yaitu setelan dark mode atau mode gelap, yang bisa ditemukan di sejumlah ponsel pintar Apple dan Android dengan sistem operasi modern.

Jika sudah diaktifkan, latar belakang di ponsel menjadi lebih gelap dan teks menjadi lebih terang. Mode ini akan terasa lebih nyaman bagi mata, terutama dalam ruang yang gelap. Tapi apakah setelan ini lebih sehat?

Menurut Profesor Lohmann, setelan itu membuat mata lebih nyaman. Tapi itu bukanlah solusi bagi masalah keringnya atau lelahnya mata karena terlalu jarang berkedip.

Jika bukan solusi bagi kesehatan mata, lantas apakah mode gelap setidaknya baik bagi baterai karena butuh energi lebih sedikit? Untuk menjawab pertanyaan ini, Bernd Theiss dari majalah komputer Connect menjalankan sejumlah tes. Alat-alat baru dari produsen yang sama ia uji, baik dalam setelan standar maupun dengan dark mode.

“Kami menganalisis ponsel pintar dengan layar OLED, baik dengan setelan biasa maupun dengan dark mode. Dengan dark mode, baterai bisa berfungsi 20 persen lebih lama karena layar OLED hanya menyala di daerah tertentu,”ujar Bernd Theiss.

Sedangkan dark mode pada ponsel berlayar LCD tidak berefek sama sekali pada penggunaan baterai, jelas Bern Theiss. Jadi dark mode bisa memperpanjang penggunaan baterai, tapi hanya pada model ponsel yang berharga mahal.

Tatjana adalah seorang mahasiswi. Selama dua tahun terakhir, ia mengalami gangguan kurang tidur kronis. Dalam upayanya agar bisa kembali pulih dari gangguan ini, ia mengontak Pusat Kesehatan Tidur di rumah sakit Universitas Marburg.

Psikolog Werner Cassel pun langsung punya dugaan atas gangguan ini: mungkin penyebabnya adalah berselancar di internet pada malam hari.

Cassel mengungkap, ada kemungkinan cahaya yang dikeluarkan layar mengganggu kemampuan tidur seseorang di saat gelap. Pasalnya, cahaya terang biru-putih memperlambat produksi hormon melatonin yang dibutuhkan untuk bisa tidur. Hormon itu bertugas memberitahu tubuh bahwa waktu tidur sudah tiba.

Karena kebiasaan tersebut, walaupun cahaya alamiah berkurang di malam hari, tubuh Tatjana tetap kesulitan untuk mengurangi kadar keterjagaan. Peneliti tidur menyarankan untuk mengubah setelan di ponselnya guna mengurangi pancaran cahaya biru.

Sementara untuk menonton televisi, Cassel mengusulkan pemakaian kacamata berwarna kuning yang menyaring warna biru.

Warna oranye menyaring cahaya biru dan hijau yang lebih dingin. Jadi cahaya yang mengenai seseorang tidak terlalu berpengaruh kepada jam tubuh, ujar Cassel. Tapi jauh lebih baik lagi, jika tidak menggunakan ponsel menjelang tidur. [Deutsche Welle]

Back to top button