Abdulah bin Mas’ud, Hafidz Pembunuh Abu Jahal
Abu Jahal, tokoh musyrikin Quraisy yang paling keras membenci Islam dan dakwah Rasulullah, sengaja menempeleng Abdullah bin Masud di depan umum. Tapi di luar dugaan, Abdullah bin Masud balas menempeleng Abu Jahal. Membuat tokoh anti Islam itu marah luar biasa. Ia mengancam akan membinasakan Abdullah bin Mas’ud.
Oleh : Usep Romli HM
Pada suatu hari, Nabi Muhammad Saw disertai sahabat Ab Bakar as Siddik, melakukan perjalanan menempuh padang pasar. Panas terik membuat mereka dahaga luar biasa. Ketika lewat di balik batu besar untuk mencari tempat berteduh, tampak seorang anak muda sedang istirahat di situ, sambil mengawasi sekawanan kambing gembalaannya.
“Wahai anak muda, “kata Rasulullah Saw., “maukah engkau memerahkan susu kambingmu, dan menjualnya kepada kami ?”
“Maaf, tuan-tuan,”jawab anak muda bernama Abdullah bin Mas’ud itu. “Saya cuma gembala upahan. Majikan saya melarang kambing-kambingnya diperah sembarangan. Apalagi untuk dijual.”
“Kalau begitu, boleh saya pinjam seekor kambing betina tua, yang sudah tidak diperah lagi?”
Abdullah bin Mas’ud tidak berkeberatan. Ia menangkap seekor kambing tua Sudah setahun lebih tidak diperah, karena tak lagi punya air susu. Nabi Saw meminta Abu Bakar memegangi kambing itu erat-erat. Nabi Saw mengusap-usap puting kambing tua itu, sambil mengucapkan “Bismillahirrahmanirahim”.
Dalam sekejap, puting kempes kambing tua itu menggelembung. Penuh air susu. Abdullah bin Mas’ud disuruh mencari wadah. Kebetulan di situ ada sebongkah batu cekung. Cukup untuk menampung limpahan susu.
Mereka bertiga meminum susu segar bergantian. Lezat dan nikmat. Kambing itu sendiri dilepaskan lagi dengan puting susu tetap menggelembung, seperti kambing-kambing betina lain yang masih muda-muda. Abdullah bin Mas’ud terheran-heran.
Lebih terheran-heran lagi, setelah selesai minum, mendengan Nabi Saw mengucapkan “Alhamdulilahi rabbil alamin. Segala puji bagi Allah Penguasa semesta alam.
“Bolehkah saya mempelajari ilmu yang tuan punyai?”tanya Abdullah bin Masud.
“Boleh. Silakan datang ke rumah Arqam di Mekah. Engkau dapat mempelajari ilmu tadi dan ilmu-ilmu lain yang akan membawa kebahagiaan bagimu di dunia dan akhirat,”jawab Nabi Saw seraya mengucapkan terimakasih dan berpamitan pergi.
Sore itu, Abdullah bin Masud mulai bergabung di rumah Arqam. Mengucapkan dua kalimat syahadat, mengakui hanya Allah SWT yang patut disembah, dan Muhammad adalah utusanNya.
Sebagai anak muda, penuh semangat dan keberanian, Abdullah bin Mas’ud sering membacakan ayat-ayat Quran di hadapan orang-orang Quraisy. Sehingga Abu Jahal, tokoh musyrikin Quraisy yang paling keras membenci Islam dan dakwah Rasulullah, sengaja menempeleng Abdullah bin Masud di depan umum. Tapi di luar dugaan, Abdullah bin Masud balas menempeleng Abu Jahal. Membuat tokoh anti Islam itu marah luar biasa. Ia mengancam akan membinasakan Abdullah bin Mas’ud.
“Saya tunggu hingga kapan pun juga,”jawab Abdullah bin Mas’ud.
Ternyata Abu Jahal tidak mampu membuktikan ancamannya. Pada perang Badar tahun 2 Hijriah, Abdullah bin Mas’ud menemukan Abu Jahal terbaring tak berdaya. Terluka parah akibat tembakan panah. Sambil mengerang menahan sakit, Abu Jahal masih sempat memaki Abdullah bin Mas’ud : “Hai, pengembala kambing yang berani menempeleng seorang pembesar Quraisy! Kau kira akan mendapat kemenangan, karena menemukanku dalam kondisi begini?”
“Hai musuh Allah, “teriak Abdullah bin Masud.”Malakal Maut telah berada di sampingmu, masih juga engkau tidak mengakui keesaan Allah dan kerasulan Muhammad. Maha Benar dan Maha Besar Allah yang telah melenyapkanmu beserta kejahatanmu terhadap Islam dan umat Islam.” Sebuah tetakan pedang Abdullah bin Masud memutuskan urat leher Abu Jahal.
Abdullah bin Mas’ud, pertama kali mendengar ucapan “Basmallah” dan”Hamdallah” langsung dari mulut Nabi Saw di tempat penggembalaan kambing. Maka untuk selanjutnya, ia juga sering menjadi orang pertama yang mendengarkan ayat-ayat Quran yang baru saja diwahyukan kepada Nabi Saw, karena ia selalu mendampingi dan melayani Nabi Saw pada setiap kesempatan. Kecerdasannya mengantar Abdullah bin Mas’ud mampu mengingat di luar kepala ayat-ayat Quran berikut bunyi asli kata dan kalimat yang dibacakan Nabi Saw.
Karena itu, pada waktu penyusunan mushaf Quran zaman Khalifah Utsman, Abdullah bin Masud menjadi salah seorang anggota tim penyusun utama, bersama Zaid bin Tsabit, salah seorang sekertaris pribadi Rasulullah Saw. Abdullah bin Masud, wafat th.32 Hijrah, pada usia 60 tahun. Khalifah Utsman menjadi imam shalat jenazah sahabat pemberani tersebut. [ ]
(Sumber : “Al Wa’dul Haq” karya Prof.Dr.Thaha Husain)