Jangan Biarkan Puasa Kita Tahun Ini Gagal Total
Mungkin sabda Nabi Muhammad Saw, “Barang siapa tak mendapat kebaikan pada malam itu, diharamkan selamanya mendapat kebaikan’. Man hurima khoiruha, faqod hurima (al hadis), akan terbukti nyata pada kita.
Oleh : H.Usep Romli HM
Menurut sebuah hadis, Ramadan dibagi menjadi tiga fase. Sepuluh hari pertama, fase rahmat. Tampaknya gagal meraih rahmat. Sebab kita terjebak dalam suasana dampak Covid 19, penuh ghibah, fitnah, buruk sangka dll,, yang dilarang Alloh SWT. Sebab rahmat Alloh hanya dekat kepada orang yang berbuat kebaikan (Q.S.Al A’rof : 56).
Kita dijauhkan dari rahmat Allah akibat kesimpangsiuran yang tak jelas. Anyak beredar dimedsos, kepala desa dan caat mengembalukan bantuan gubernur,karena tak sesuai data penerima . Data kacau dibiarkan bertahun-tahun. Tearasa sekarang, ketika masyarakat ribut. Saling berebut ingin mendapat bantuan.
Keadaan itu berlangsung, hingga sepuluh hari kedua, fase ampunan.Tampaknya ampunan ini juga, gagal kita peroleh. Kita masih disibukkan hal-haal yang jauh dari sikap dan perbuatan amal soleh. Padahal amal soleh merupakan sarana mendapat ampunan (Q.s. Fathir : 8).
Bahkan hingga sepuluh hari ketiga, fase pembebasan dari api neraka. Tampaknya ini juga gagal kita jangkau. Kita masih disibukkan oleh hal yang sama seperti fase pertama dan kedua.. Kita berada dalam kerugian, karena tidak beriman, tidak beramal soleh, tidak saling menasihat dengan kesabaran dan hak (Q.s..al Ashri).
Padahal, pada fase ini terdapat suatu malam yang bernilai setara seribu bulan. Lailatul Qodar. Sayang, mulut, mata, telinga, pikiran dan perasaan kita, diselumti kabut kebencian, syak wasangka, ancam mengancam, hawa nafsu, dan berbabagai keburukan lain.
Mungkin sabda Nabi Muhammad Saw, “Barang siapa tak mendapat kebaikan pada malam itu, diharamkan selamanya mendapat kebaikan’. Man hurima khoiruha, faqod hurima (al hadis), akan terbukti nyata pada kita.
Mungkin pertanda, kehancuran bangsa dan negara telah mendekat. Yaitu jika pemimpinnya tidak ta’at kepada Alloh SWT, tidak melaksanakan kebaikan dan kebajikan, padahal dia punya wewenang untuk berbuat itu. Malah berlaku maksiat. Maka dihancurkanlah sehancur-hancurnya (Q.s, Isro : 16).
Penduduknya pun terbawa zolim. Suka huru-hara, suka melanggar hukum, suka membuat analisis-analisis penuh praduga dan hasutan. Ini juga sumber kehancuran (Q.s.al Qoshosh : 59).
Namun Allah Maha Pengampun dan Maha Bijaksana dalam menghakimi. [ ]