Solilokui

Bill– Melinda Gates dan Surah Al-Qadr

Usia mereka yang tak lagi muda, tentunya perselisihan yang sangat besar dan mendasar yang membuat mereka tak bisa berdamai. Ini membuat kita makin yakin, kelimpahan dalam harta dan pendidikan yang tinggi bukan merupakan ukuran dalam keberhasilan perkawinan.

Oleh  : Yuliani Liputo

JERNIH–Iseng banget sih menghubungkan perceraian Bill Gates dan Melinda Gates dengan Surah Al-Qadr. Memang, kebetulan peristiwa itu mulai dikabarkan media hari ini, sepertiga terakhir bulan Ramadhan, waktu yang dipercaya kaum Muslim sebagai saat diturunkannya wahyu pertama Al-Quran. Yang diyakini merupakan waktu ditetapkannya nasib umat manusia.

Yuliani Liputo bersama Karen Armstrong

Di Google Trends keduanya berdampingan sebagai kata kunci yang paling banyak dicari pada hari ini. Jadi, sesungguhnya tulisan ini sekadar ingin mengaitkan keduanya dalam satu artikel tanpa maksud menafsirkan apa pun, atau menambahi gosip apa pun. Tapi lebih karena ide liar yang muncul melihat kedua kata tersebut muncul bersamaan dalam deretan daftar pencarian terbanyak pagi ini.

Ketika membaca berita itu tadi selepas sahur, saya terus penasaran mengapa pada usia ini mereka memutuskan berpisah, membubarkan ikatan rumah tangga yang telah berjalan selama 27 tahun.

Pasangan yang dikenal dermawan, tampak rukun, selalu senyum dan kompak menjalankan misi  filantropis kemanusiaan secara pribadi atas nama yayasan mereka di berbagai negara bersama-sama. Usia mereka yang tak lagi muda, tentunya perselisihan yang sangat besar dan mendasar yang membuat mereka tak bisa berdamai.

Dikaitkan dengan Surah Al-Qadr, apa mau bilang itu takdir yang tak bisa mereka elakkan, terlepas dari apa pun yang telah mereka coba untuk mengatasi malasah selama bertahun-tahun? Namun di pihak lain, ini membuat kita makin yakin, kelimpahan dalam harta dan pendidikan yang tinggi bukan merupakan ukuran dalam keberhasilan perkawinan.

Beberapa hari lalu di Quora, saya membaca kisah seorang bapak bernama Damar Kuncoro, supir truk yang istrinya sakit berat hingga lumpuh. Mereka hidup dalam keadaan serba tidak cukup, dalam keterbatasan yang sangat menyulitkan untuk sang suami mencari biaya pengobatan bagi  istrinya.

Tapi betapa sabar sang suami merawat istrinya, anaknya, dan tetap berjuang mencari nafkah dengan berjualan di pinggir jalan. Sang suami berjanji, akan tetap setia merawat istrinya sampai sembuh.

Keteguhan yang luar biasa. Kisah mereka memperlihatkan bukti bahwa keberhasilan dan keteguhan dalam perkawinan sama sekali tidak ada hubungannya dengan harta dan kelimpahan dalam hidup.

Pasca-pisahnya Bill-Melinda, bagaimana kelanjutan Gates Foundation? Semoga mereka tetap bisa melanjutkan performa sebagai pemimpin filantropis dunia sekalipun sudah pecah kongsi. [  ]

*dari Blog: yulianiliputo.com. atas izin pemilik Blog.  

Back to top button