
Korupsi bukan sekadar moral yang jatuh. Ia adalah luka yang mengoyak semangat kerja. Ia menjadikan usaha sia-sia, membuat orang baik merasa kalah sejak mula. Maka, saudaraku—bila engkau percaya pada Tuhan, buktikanlah dalam kerja yang sungguh-sungguh. Biarkan doa bukan hanya di bibir, tapi juga di peluh.
Oleh : Yudi Latif
JERNIH–Saudaraku, hidup ini bukan hanya soal beriman dalam hati, tapi berjalan dengan kaki. Bukan hanya tentang melangitkan doa, tapi menumbuhkan hasil dari tanah yang kita pijak. Imam Syafi’i telah mengajarkan—bahwa emas hanya akan bernilai jika ditempa, dan anak panah hanya akan sampai jika dilepas dari busurnya.
Kerja adalah bentuk keimanan yang membumi. Namun, mengapa tanah kita yang begitu religius justru lesu dalam daya cipta? Mengapa mulut kita rajin berdoa, tapi tangan kita mandul karya? Mengapa bangunan ibadah megah, tetapi nilai-nilai kejujuran dan kerja keras tak kokoh berdiri?

Apakah ruh spiritual kita telah tercerabut dari tubuh keseharian? Padahal, Kitab Suci bukan hanya kitab langit; ia adalah cahaya bagi bumi. Ayat-ayat suci menyalakan akal, menyemangati usaha. Tak kurang dari lima puluh kali, kata aqala—akal, nalar, kerja—menggema dalam Qur’an. Dan ayat-ayat itu berkata: manusia takkan mendapat apa-apa selain dari apa yang ia kerjakan.
Bahkan ketika waktu luang menghampiri, perintahnya bukan bermalas, melainkan bekerjalah. Lihatlah sejarah kita. Di tanah ini, Islam tak datang dari pedang, tapi dari perdagangan. Ia berdagang dan berdakwah dalam satu tarikan nafas. Kaum-kaum yang mendalami iman, juga membangun pasar dan industri. Di Minang, Banjar, Aceh, Jawa—agama dan ekonomi tumbuh beriringan.
Namun di zaman ini, niat baik saja tak cukup. Etos kerja santri kurang berdaya tanpa dukungan kelembagaan dan sistem tata kelola yang kuat. Tekun dan jujur tak cukup bila tak didukung oleh struktur yang adil. Dan celakanya, kadang negara justru jadi beban—bukan penopang.
Korupsi bukan sekadar moral yang jatuh. Ia adalah luka yang mengoyak semangat kerja. Ia menjadikan usaha sia-sia, membuat orang baik merasa kalah sejak mula.
Maka, saudaraku—bila engkau percaya pada Tuhan, buktikanlah dalam kerja yang sungguh-sungguh. Biarkan doa bukan hanya di bibir, tapi juga di peluh. Jadikan kerja sebagai ibadah, bukan sekadar rutinitas. Sebab dari tangan yang bekerja dengan jujur, lahir berkah bagi semesta. []