Solilokui

Peran Program-program Kemendag dan Pertumbuhan UMKM dalam Tantangan Global

Oleh: Prof. Dr. Lia Amalia., SE., MM*

  • Indonesia akan memiliki potensi antara lain salah satu pasar terbesar di dunia, kualitas SDM yang menguasai teknologi, inovatif, dan produktif, serta kemampuan mentransformasikan ekonominya.
  • Pembangunan Sumberdaya Manusia Indonesia seyogyanya memfokuskan kepada karakter, pendidikan yang berorientasi kepada keahlian dan penguasaan teknologi.

DALAM mewujudkan dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas kalangan pelaku usaha Indonesia yang terdiri dari Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) yang mandiri dan berkembang, diperlukan berbagai media pendukung bagi KUKM yang nantinya dapat berguna sebagai alat untuk mensejajarkan KUKM dengan pelaku usaha yang lainnya.

Pemanfaatan Teknologi Informasi (IT) dapat digunakan se-penuhnya di dalam dunia usaha yang tertuang dalam bentuk website di internet guna mempromosikan perusahaan dan produk yang dihasilkan dan informasi pasar. Guna memenuhi kebutuhan sarana promosi, informasi dan komunikasi, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Republik Indonesia telah membangun dan mengembangkan website khusus bagi kalangan KUKM yang tertuang dalam www.smecda.com.

Prof. Dr. Lia Amalia., SE., MM

Ke depan diharapkan dapat lebih mendukung pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien antara lain, koordinasi pemerintah dapat dilakukan melalui E-mail, chatting, WhatsApp atau bahkan video conference serta Society 5.0. Hal ini sangat membantu dalam koordinasi, diskusi dan komunikasi antara pimpinan daerah yang dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama.

Presiden Prabowo Subianto menargetkan zero poverty atau tingkat kemiskinan 0% pada 2045 serta pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam lima tahun mendatang. Target ini menjadi acuan utama dalam kebijakan ekonomi nasional yang membutuhkan strategi yang matang, terukur, dan inklusif.

Kondisi perekonomian Indonesia yang cukup baik saat ini, dengan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun 2024 sebesar 5,05% dan inflasi yang terkendali di angka 2,12% year-on-year, membuat peluang untuk mencapai target tersebut tetap ada meskipun harus menghadapi sejumlah tantangan kedepannya.

Neraca perdagangan Indonesia juga mengalami surplus dan telah berlangsung selama lebih dari empat tahun. Karenanya, Prof. Dr. Lia Amalia selaku Guru Besar Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Esaunggul mengingatkan pentingnya mengeksplorasi sektor-sektor baru yang dapat mendukung diversifikasi ekspor Indonesia sekaligus mendorong peningkatan daya saing produk nasional di pasar global.

Hal ini akan terkait dengan peningkatan investasi dan bagaimana kebijakan ekonomi dapat memfasilitasi arus investasi yang lebih besar, membahas strategi pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia ini, membedah beberapa kebijakan yang bisa dilakukan pemerintah untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan secara optimis. Dalam menjelaskan, pembangunan pertanian yang memberikan sumbangan bagi pembangunan daerah, baik secara langsung dalam menopang pertumbuhan.

Mengingat sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbanyak, diperlukan pengembangan sistem agribisnis yang terpadu. Selain itu, sistem pendidikan dan pelatihan keterampilan dapat diubah untuk menyiapkan tenaga kerja yang relevan dengan tuntutan industri masa depan.

Pendidikan vokasi, profesi, dan training bersertifikasi perlu dilakukan juga di bidang pertanian tanpa mengabaikan pendidikan konvensional. “Pemanfaatan IoT (internet of thing) dalam era Society5.0. di kurikulum sekolah pertanian bisa dimasukkan agar semakin banyak kaum muda yang mau terlibat di sektor ini,” ujarnya.

Selanjutnya, pentingnya peningkatan harga produk pertanian bagi komoditas yang memiliki nilai ekspor, karena kenaikan tersebut berimbas pada meningkatnya pendapatan petani. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan mengembangkan komoditas unggulan, karena tiap daerah atau desa pasti memiliki karakteristik dan komoditas yang berbeda.

Komoditas ini yang kemudian ditambahkan nilainya (added value) yang selanjutnya dikembangkan dan dijamin keberlanjutannya melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). “Jadi ada sinergitas antara pertanian dan industri, kita dorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini dengan stimulus Keynesian, caranya bisa dengan pembebasan pendaftaran dan pajak, serta bantuan kemudahan pembiayaan atau kredit dengan bunga murah, dan insentif-insentif lainnya,”

Sedangkan terkait dengan target pertumbuhan ekonomi 8%, ia menyebutkan masih bisa dicapai (attainable growth), meskipun dalam rentang 1961-2023 pertumbuhan ekonomi rerata Indonesia hanya 5,11%. Menurutnya, stimulus Keynesian paling potensial digunakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi.

Stimulus ini adalah kebijakan fiskal pemerintah untuk menjaga daya beli dan menggerakkan permintaan.  Contoh tax holiday bagi UMKM ataupun perusahaan baru, start up, serta perusahaan kecil akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena selain membuka lapangan kerja, juga akan berdampak pada berkurangnya pengangguran dan mengurangi kemiskinan.

Modernisasi Pertanian

Selanjutnya, upaya peningkatan produksi juga perlu dibarengi dengan modernisasi pertanian secara komprehensif melalui hilirisasi dan teknologi yang tidak terhenti pada produksi suatu produk saja, tetapi hingga pengolahan dan manufacturing, pemasaran dan jaringannya, sampai dengan penyediaan sistem penunjang seperti sistem pergudangan, asuransi, dan bank pertanian.

Hilirisasi komoditas pertanian tidak akan berarti tanpa ditopang oleh negosiasi dagang yang kuat. Hal ini dikarenakan negara lain bisa saja mengembangkan sejumlah komoditas pertanian yang sama dengan Indonesia sehingga akan melemahkan daya saing produk dalam negeri. “Peran pemerintah untuk membuat perjanjian perdagangan bebas tarif 0% dengan negara tujuan ekspor potensial”.

Selain pengamanan pasar dalam negeri dan potensi pertumbuhan UMKM di Indonesia perlu pendekatan pembangunan makro ekonomi Indonesia melalui;

a. Peningkatan pembangunan ekonomi dari reform ke transform

b. Pendekatan RPJPN 2025 – 2045 tidak lagi bersifat business as usual, tapi bersifat transformatif, konkrit, dan imperatif.

c. Terdapat 8 (delapan) agenda pembangunan yaitu transformasi sosial; transformasi ekonomi; transformasi tata kelola; supremasi hukum, stabilitas, dan kepemimpinan Indonesia; ketahanan sosial budaya dan ekologi; pembangunan kewilayahan yang merata dan berkeadilan; sarana dan prasarana yang berkualitas dan ramah lingkungan; dan kesinambungan pembangunan.

d. Sasaran transformasi ekonomi ditujukan untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap,di antaranya dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknokogi (IPTEK), inovasi dan produktivitas ekonomi juga penerapan ekonomi hijau.

e. Target penerapan ekonomi hijau dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 menargetkan indeks ekonomi hijau dengan baseline 70,8 di 2025 dan sasaran 90,65 di 2045; porsi Potensi Energi Terbarukan (EBT)dalam bauran energi primer 20% di 2025 dan 70% di 2045; dan penurunan intensitas emisi Gas Rumah Kaca(GRK) 38,6% di 2025 dan 93,5% di 2025.

f. Strategi ekonomi hijau adalah dengan pengurangan subsidi bahan bakar fosil dan listrik; percepatan pengembangan energi terbarukan; penetapan harga karbon; dan pembuatan sistem keuangan untuk mendorong aksi iklim dan pembangunan. Strategi industrialisasi yaitu penguatan ekosistem industrialisasi (pembiayaan, riset, inovasi, standardisasi, dan skema insentif); peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri; penguatan daya saing industri menuju ekspansi global; dan mencapai net export.

g. Dalam ketidakpastian global, ekonomi Indonesia yang bisa tetap tumbuh solid.

h. Ketidakpastian ekonomi global semakin kompleks dan membentuk “the global poly crisis”, yang disebabkan oleh banyaknya negative spillover baik dari sisi ekonomi, keuangan, lingkungan yang telah terjadi secara global.

i. Meskipun terdapat perbaikan dibandingkan dengan tahun 2022, masih terdapat selisih antara sasaran inflasi bank sentral dengan realisasi inflasi tersebut, sehingga beberapa bank sentral diprakirakan masih akan mempertahankan suku bunga kebijakan yang tinggi tersebut.

j. Dengan cost of borrowing yang tinggi, pertumbuhan investasi dan Pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 diprakirakan masih akan tertekan. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 2,7 – 3,2 persen, lebih baik dibandingkan tahun 2023 yang diperkirakan hanya sebesar 2,6 – 3,1 persen.

k. Pertumbuhan ekonomi global lebih banyak.

Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi Negara-Negara Maju (OECD), memperkirakan bahwa pada 2045 ekonomi Indonesia akan mencapai U$Rp8,89 triliun dan menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia. Prediksi tersebut dilatarbelakangi, pada tahun 2030-2040, Indonesia akan mengalami bonus demografi.

Jumlah penduduk Indonesia usia produktif akan mencapai 64 persen dari total penduduk sekitar 297 juta jiwa. Indonesia akan memiliki potensi antara lain salah satu pasar terbesar di dunia, kualitas SDM yang menguasai teknologi, inovatif, dan produktif, serta kemampuan mentransformasikan ekonominya. Bonus demografi ibarat pedang bermata dua.

Satu sisi merupakan keuntungan jika Indonesia berhasil mengkapitalisasikannya. Sebaliknya akan menjadi “bencana” apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik, misalnya penduduk yang tidak berkualitas dan produktivitas rendah; serta rasio pekerja dan lapangan pekerjaan yang timpang.

Potensi tersebut harus diwujudkan antara lain dengan meningkatkan nasionalisme, kualitas SDM, membangun infrastruktur, dan transformasi ekonomi. Di samping itu, seluruh komponen bangsa (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, lembaga pendidikan dan masyarakat) harus bersinergi dan berkomitmen untuk menjadikan Indonesia Maju.

Negara Indonesia secara resmi berdiri, pada 17 Agustus 1945 dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Ketika mendirikan Negara Indonesia, founding fathers telah menetapkan pondasi Negara Indonesia yaitu Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, (sering disebut juga 4 Pilar Kebangsaan).

Dalam mewujudkan Indonesia Maju, segenap komponen bangsa harus meningkatkan nasionalisme dan berpegang teguh kepada 4 pilar kebangsaan dan melawan paham yang bertentangan dengan pondasi negara. Banyak negara di dunia ini, yang tertinggal bahkan berantakan karena mengabaikan ketetapan yang telah disepakati dan lunturnya nasionalisme.

Pembangunan Kualitas SDM

Oleh sebab itu, kebersamaan dan nasionalisme harus selalu ditingkatkan; dan memfokuskan energi bangsa ini untuk membangun Indonesia. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” (Presiden RI, Ir. Soekarno). Salah satu penggerak utama kemajuan bangsa adalah kualitas Sumberdaya Manusia (SDM).

Sejak 2019, fokus utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM). Pembangunan Sumberdaya Manusia Indonesia seyogyanya memfokuskan kepada karakter, pendidikan yang berorientasi kepada keahlian dan penguasaan teknologi.

Dunia pendidikan Indonesia harus mampu mencetak SDM yang mempunyai nasionalisme dan integritas tinggi. Lulusan pendidikan termasuk pendidikan tinggi diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja; terkoneksi dengan industri (link and macth); serta mengembangkan inovasi dan kreatifitas dengan menguasai teknologi.

Non scholae sed vitae discimus (pendidikan harus memberi bekal untuk menjalani kehidupan, bukan hanya menghasilkan ijazah). Salah satu faktor utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi (Todaro and Smith) adalah infrastruktur.

Menyadari hal tersebut, semenjak tahun 2014, Pemerintah Indonesia gencar membangun infrastruktur. Infrastruktur akan mendorong produktivitas faktor-faktor produksi; memperlancar arus barang/jasa dan manusia; dan membuka keterisolasian daerah. Insfrastruktur akan menciptakan pemerataan pembangunan dan meningkatkan daya saing investasi Indonesia.

Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia harus melakukan transformasi ekonomi yang dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah yang tinggi di berbagai sektor. Transformasi ekonomi seharusnya dilakukan antara lain dengan memperkuat sektor-sektor ekonomi prioritas, memperkuat industri manufaktur yang berorientasi eksport, memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan kapasitas ekonomi rakyat dan meningkatkan industri kreatif.

Produk dalam negeri harus mempunyai nilai tambah dan daya saing sehingga kompetitif di pasar domestik maupun internasional. Disamping itu, seluruh komponen bangsa harus membangun cinta produk dalam negeri. Kebijakan menuju Indonesia Maju harus direncanakan dengan baik. Jika bangsa Indonesia gagal dalam merencanakannya dengan baik, sama dengan merencanakan kegagalan.

Oleh sebab itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk membuat perencanaan yang baik tersebut (unless commitment is made, there are only promises and hopes…but no plans, Peter Drucker). Di samping itu, kebijakan yang telah direncanakan dengan baik harus dilaksanakan secara konsisten, terstruktur, sistematis dan masif.

Siapapun pemimpin bangsa ini, harus mempunyai komitmen untuk melaksanakan kebijakan Indonesia Maju 2045, bersama-sama dengan seluruh bangsa Indonesia. Tiada keberhasilan tanpa kerja keras, cerdas serta kebersamaan. Dengan demikian Indonesia Maju 2045 akan menjadi kenyataan bukan fatamorgana, ketika semakin dekat, harapan/keindahannya akan lenyap. Kunci kemajuan sebuah bangsa terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Investasi terhadap Sumberdaya Manusia (SDM)harus terus ditingkatkan sehingga akan mendukung semua program penguatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) yang sedang dan akan dilakukan.

Pemerintah menggalakkan berbagai program peningkatan kualitas Sumberdaya manusia (SDM), salah satunya yakni Program Kartu Prakerja. Program tersebut merupakan inovasi Pemerintah dalam pengembangan SDM untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi melalui pemberian bantuan pelatihan kepada masyarakat dengan pendekatan end-to-end digital dan mendorong public private partnership.

Beberapa daerah di Indonesia, misalnya Jakarta memiliki pendapatan per kapita mencapai USD 21 ribu, kemudian Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sudah di atas USD17 ribu. Solusi praktis adalah penanganan inflasi itu tidak hanya dengan menaikkan tingkat suku bunga, melainkan dengan kerja sama antarkepala daerah. Misalnya untuk mengendalikan inflasi volatile food, memindahkan (bahan pangan) dari daerah produsen ke daerah demand perlu juga pembahasan tentang mengendalikan transportasi, pergudangan.

Pinjaman Bagi UMKM

Pinjaman usaha amat penting dalam pengembangan bisnis Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM). Pahami empat langkah mudah berikut untuk mendapatkan pinjaman usaha. Memang bukan hal mudah untuk mengembangkan Usaha Kecil Menengah dan Mikro atau UMKM yang sedang Anda jalani, namun bukan berarti tidak mungkin. Salah satu cara menggenapi impian Anda dalam mengembangkan bisnis ini adalah dengan mengajukan pinjaman usaha. Berikut empat langkahmudah mendapat pinjaman usaha bagi yang memiliki bisnis UMKM.

1. Tentukan Jenis Pinjaman yang Dibutuhkan.

Secara umum, ada dua jenis pinjaman usaha bagi UMKM, yaitu Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Kredit Modal Kerja ditujukan untuk menambah modal, atau bahkan bisa menjadi modal awal jika UMKM belum memiliki modal sama sekali. Pihak bank biasanya memberi jangka waktu selama satu tahun untuk jenis pinjaman ini.

Sementara Kredit Investasi merupakan pinjaman usaha yang biasanya digunakan oleh debitur yang sudah memiliki modal, namun ingin mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Untuk jenis pinjaman ini, umumnya bank memberi jangka waktu hingga lima tahun. Pilihlah di antara dua jenis pinjaman usaha itu yang sesuai dengan kebutuhan usaha Anda.

2. Ajukan Pinjaman dengan Agunan atau Tanpa Agunan.

Pinjaman usaha dengan agunan maupun tanpa agunan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Cermati kedua faktor itu sebelum Anda memutuskan. Pinjaman dengan agunan memiliki kelebihan berupa bunga yang rendah, jangka waktu yang cukup panjang, dan jumlah pinjaman yang besar sesuai dengan jaminan yang Anda berikan.

Kekurangannya terletak pada proses pencairan dananya yang cukup rumit karena kreditur akan memperhitungkan banyak hal, termasuk melakukan survei. Sedangkan kredit tanpa agunan memiliki kelebihan dalam hal kemudahan meminjam uang tanpa jaminan dan proses pencairan dana yang terbilang cepat.

Namun, sebagai kekurangannya, pinjaman tanpa agunan akan menetapkan bunga yang tinggi dan jangka waktu pinjaman yang lebih pendek. Selain itu, jumlah pinjamannya lebih kecil dibandingkan pinjaman dengan agunan.

3. Siapkan Persyaratan dan Dokumen yang Dibutuhkan.

Untuk kemudahan dan kelancaran mengajukan pinjaman usaha, pastikan Anda sudah menyiapkan semua persyaratan dan dokumen yang diperlukan. Setidaknya ada enam dokumen yang menjadi persyaratan, yaitu: Kartu Tanda Penduduk (KTP),KartuKeluarga (KK), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) / Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), Rekening koran 3 bulan terakhir, Kelengkapan surat usaha,Laporan transaksi dan dokumen rencana investasi. Jika bekerja sebagai pegawai perusahaan, maka slip gaji juga wajib disertakan.

4. Memahami Konsep 5-C

Konsep ‘Capacity, Collateral, Character, Conditions, and Capital’ atau yang di dunia usaha lebih dikenal dengan 5C sangat penting untuk Anda pahami. Sebab, kelima hal itulah yang akan diperhitungkan pihak bank sebelum menentukan Anda layak atau tidak mendapat pinjaman usaha.Capacity terkait dengan kemampuan Anda untuk mengembalikan dana pinjaman usaha, biasanya dilihat dari cara Anda mengelola keuangan. Collateral terkait aset UMKM yg dimiliki yang bisa dijadikan jaminan pinjaman. Lalu Character adalah penilaian berdasarkan kepribadian UMKM, di antaranya berupa latar belakang dan kehidupan sehari-hari. Condition terkait situasi pasar yang mempengaruhi usaha UMKM. Terakhir, Capital menyangkut nilai bersih usaha dan hak UMKM di dalamnya.

Globalisasi di bidang perekonomian telah mendorong munculnya perdagangan lintas batas negara yang tidak terkekang, ditandai dengan perdagangan bebas dimana pergerakan barang, jasa dan manusia dari dan ke suatu negara tidak mengalami banyak hambatan. Skenario ini menghadirkan peluang sekaligus ancaman bagi Indonesia.

Sisi positifnya, hal ini memudahkan masuknya barang dan jasa produksi Indonesia ke pasar luar negeri, serta mengurangi hambatan non-tarif terhadap produk Indonesia. Demikian pula, pekerja Indonesia mungkin akan lebih mudah bekerja di luar negeri dengan pembatasan imigrasi yang lebih sedikit. Namun sisi sebaliknya adalah potensi ancaman bagi Indonesia karena barang, jasa, dan tenaga kerja asing bisa masuk ke Indonesia tanpa hambatan berarti.

Hal ini dapat menyebabkan ketatnya persaingan pasar domestik dalam hal kualitas barang, jasa dan tenaga kerja, baik dalam negeri maupun internasional. Oleh karena itu, perlu disusun strategi untuk menghadapi tantangan globalisasi, dan memastikan Indonesia memperkuat posisinya dalam memanfaatkan peluang dalam persaingan ekonomi global.

Globalisasi yang tidak dapat dihindarkan, ditambah dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah memberikan dampak yang besar terhadap berbagai aspek kehidupan, baik positif maupun negatif. Globalisasi membawa peningkatan produktivitas ekonomi, memungkinkan produksi lebih besar dengan jumlah usaha yang sama.

Ekonom terkenal David Ricardo mengusulkan konsep keunggulan komparatif dalam perekonomian, dengan menyatakan bahwa setiap negara memiliki keunggulan komparatif yang unik. Oleh karena itu, menjadi penting untuk merumuskan strategi yang bertujuan memperkuat posisi Indonesia di kancah global di berbagai bidang. Sektor ekonomi menonjol sebagai bidang penting yang mempunyai implikasi luas terhadap globalisasi.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan sebagai sarana penting bagi Indonesia untuk pulih dari krisis ekonomi. Selain itu, pertumbuhan UMKM juga berakar pada perekonomian domestik, sejalan dengan tren yang lebih luas dimana sektor perekonomian Indonesia didominasi oleh kekuatan domestik.

Hal ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh UMKM di Indonesia, yang merupakan sektor yang terus berkembang. Beroperasi dalam ranah pasar bebas, UMKM dapat mengatasi kekhawatiran akan dibayangi oleh barang-barang impor. Ketahanan mereka terletak pada peningkatan nilai-nilai lokal, yang merupakan pertahanan utama terhadap produk asing.

Ketergantungan pada nilai-nilai lokal merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap UMKM di Indonesia. “Lokal” muncul sebagai kekuatan baru, dengan ciri khas setiap produk UMKM yang menjadi kunci kelangsungan dan keunikannya. Keterkaitan antara produk lokal, komunitas lokal, dan segmen pasar lokal terlihat jelas.

Dengan mengedepankan nilai-nilai lokal, terdapat potensi bagi segmen pasar UMKM lokal untuk menarik minat pasar global di masa depan. Keunikan tersebut bisa dibayangkan, mampu mendongkrak reputasi produk UMKM lokal Indonesia mampu bersaing dengan merek-merek ternama di pasar internasional.

Tantangan global ini dalam sector perdagangan dan program-program kemendag dalam tantangan global serta langkah yang harus diambil adalah untuk segera menerapkan lima strategi penting di bidang perekonomian: pengamanan pasar dalam negeri, pertumbuhan UMKM, peningkatan kapasitas SDM dalam perdagangan internasional, akses permodalan UMKM, serta memperkuat ketahanan Ekonomi.

* Prof. Dr. Lia Amalia., SE., MM, Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Esaungul

Back to top button