Ada Hikmah dan Rahasia di Balik Semua Takdir
Tetaplah optimis, jalani saja hidup ini apa adanya. Yakinlah bahwa kalau kita setulus dan sebenar Maryam, Allah pun akan berikan anugerah yang membahagiakan kita.
Oleh: Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi
MARI kita ulas tentang kisah Siti Maryam dalam al-Qur’an. Kita pelajari dan ambil pelajaran darinya. Mustahil sebuah kisah dikisahkan dalam al-Qur’an jika tidak memiliki muatan nilai pelajaran hidup yang luar biasa.
Siti Maryam ketika begitu bersedih dengan cercaan dan omongan tidak enak dari banyak orang karena hamil padahal tak punya suami dan ketika sakit menjelang melahirkan bayi yang dikandungnya, sempat terlontar kata dari beliau sebagaimana disebutkan dalam surat maryam ayat 23: “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”.
Beliau merasa bahwa kematian adalah lebih baik dari hidup penuh derita itu. Siti Maryam tidak tahu bahwa bayi yang dikandungnya adalah seorang nabi mulia dan dimuliakan yang menjadi salah satu sebab beliau juga semakin mulia, yaitu Nabi Isa AS. Andai tahu dari sebelum hamil, tak akan ada keluhan dan ratapan melainkan syukur dan pengharapan.
Sering juga kita mengalami permasalahan hidup dengan bermacam ragamnya, mulai dari sakit badan sampai sakit hati, mulai dari dikejar-kejar orang sampai mengejar-ngejar orang, mulai dari mengata-ngatai orang sampai dikata-katai orang dan lain sebagainya. Sering pada puncaknya kita merasa stress dan depresi sambil berharap kematian cepat datang untuk menyelesaikan urusan. Kita sering tidak menyadari bahwa di balik itu semua bisa jadi ada hikmah yang sedang dikandung oleh musibah yang biasanya tampak jelas di akhir cerita.
Tetaplah optimis, jalani saja hidup ini apa adanya. Yakinlah bahwa kalau kita setulus dan sebenar Maryam, Allah pun akan berikan anugerah yang membahagiakan kita. Jangan berhenti berdoa dan berharap, jangan putuskan ikatan hati dengan Tuhan kita yang tak pernah melupakan kita. Salam, A. I. Mawardi. [*]
* Founder and Director di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya serta Dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya