Di Akhirat Nanti Ada Orang yang Bangkrut, Siapakah Mereka?
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar
Sungguh menderita sekali orang-orang yang bangkrut di akhirat nanti, dimana tidak akan membawa apa-apa dan yang dikumpulkan juga tidak menjadi apa-apa.
ADA satu hal yang mesti kita lakukan dari diri kita sendiri, yaitu mengoreksi bagaimana sebenarnya diri kita. Apakah diri kita sering merugikan orang lain atau tidak? Karena banyak di antara kita yang tidak menyadari tentang muflis atau istilah lainnya diartikan bangkrut. Yaitu orang-orang yang akan merasakan bangkrut kelak di akhirat nanti.
Orang-orang yang bangkrut itu adalah orang yang rajin ibadah dan banyak amalan yang dilakukan di dunia, melakukan amalan shaum, sholat, zakat, sedekah, umrah, haji, tahajud, dan amalan lainnya. Tapi disatu sisi juga begitu aktif menyakiti hati orang lain dan tidak mau meminta maaf.
Tahukah kita bahwa di akhirat nanti harus membayar kesalahan yang pernah dilakukan kepada orang lain sekecil apa pun itu. Membayarnya dengan amalan-amalan yang pernah kita lakukan selama di dunia. Seperti pahala puasa, sholat, sedekah, umrah, dan lainnya akan habis diberikan kepada orang lain, jika tidak dituntaskan kesalahan-kesalahan kita di dunia pada orang lain. Oleh karenanya harus dipastikan kita meminta maaf kepada orang lain yang pernah kita sakiti dan orang lain juga memaafkan kita.
Bagaimana kalau kita tidak punya pahala? Maka dosa orang yang kita sakiti akan diangkut oleh Allah dan diberikan kepada kita. Sungguh menderita sekali orang-orang yang bangkrut di akhirat nanti, dimana tidak akan membawa apa-apa dan yang dikumpulkan juga tidak menjadi apa-apa.
Dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad yang berbunyi:
Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: “Tahukah Kalian, siapakah muflis (orang yang bangkrut) itu?” Para sahabat menjawab: “Di kalangan kami, muflis itu adalah seorang yang tidak mempunyai dirham dan harta benda”. Nabi bersabda: ‘Muflis di antara umatku itu ialah seseorang yang kelak di Hari Kiamat datang lengkap dengan membawa pahala ibadah shalatnya, ibadah puasanya dan ibadah zakatnya. Sewaktu kebaikannya sudah habis padahal dosa belum terselesaikan, maka diambillah dosa-dosa mereka itu semua dan ditimpakan kepada dirinya. Kemudian dia dihempaskan ke dalam neraka. (HR Muslim).
Begitu banyak kesalahan dan dosa yang kita lakukan terhadap orang lain, sampai-sampai kita tidak menyadari bahwa pahala kita akan habis. Setelah balasan pahala kita habis, namun masih banyak yang berdatangan orang-orang menuntut kepada kita atas kesalahan yang pernah dilakukan kepadanya. [Daaruttauhiid]