Spiritus

Siapakah Orang yang Tidak Merugi Menurut Allah?

Orang yang yakin kepada Allah tidak takut soal rezeki, karena sudah dijamin oleh Allah bahkan sejak kita di berada dalam kandungan ibu.

Oleh:  KH. Abdullah Gymnastiar

DALAM perspektif Islam pada dasarnya manusia itu berada dalam kerugian. Baik orang yang rugi di dunia maupun rugi di akhirat, kecuali orang-orang disebut atau dikategorikan oleh Allah Ta’ala yang termaktum dalam Surat Al-Ashr, di antaranya ialah:

Pertama, adalah orang-orang yang beriman. Sehebat apapun sesuatu yang kita lakukan, jika tak beriman pasti kita termasuk orang yang rugi, karena yang dilakukan tidak disandarkan kepada Allah. Orang yang yakin kepada Allah tidak takut soal rezeki, karena sudah dijamin oleh Allah bahkan sejak kita di berada dalam kandungan ibu. Merasa takutlah jika kita tidak jujur, menjadi koruptor, dan bertindak hal-hal buruk lainnya. Maka perlu memupuk iman agar bisa menghindarinya.

Kedua, orang yang senantiasa melakukan amal sholeh. Amal sholeh yang dilakukan seseorang, pada dasarnya akan dibawa pasca kehidupan di dunia. Namun kunci amal sholeh yang perlu diingat ialah ikhlas. Ciri-ciri orang yang kurang ikhlas itu sering merasa sakit hati dengan perkataan orang lain.

Di manapun kita berada untuk beramal sholeh, sebisa mungkin harus dengan niat ikhlas dan dengan cara yang benar. Amal sholeh bisa dilakukan dari hal-hal yang kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, merapikan keset kaki di masjid yang miring posisinya, ataupun yang lainnya.

Ketiga, memahami, melakukan, dan mendakwahkan kebenaran. Pahamilah orang-orang yang ada disekitar, kemudian berdakwahlah dengan cara lemah lembut, tegas, tapi santun.

Keempat, sabar menahan dan mengendalikan diri dari sikap yang buruk. Semua kerusakan bermula dari ketidakmampuan menahan diri. Latihlah kesabaran dengan sholat dan sedekah.

Kita harus menyakini bahwa tidak ada satupun musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah Ta’ala. Dibaliknya pasti ada kebaikan dan hikmah yang sedang Allah siapkan.

Begitu banyak kesalahan dan dosa yang kita lakukan terhadap orang lain, sampai-sampai kita tidak menyadari bahwa pahala kita akan habis karenanya. Setelah pahala kita habis, namun masih banyak orang yang berdatangan untuk menuntut kepada kita atas kesalahan yang pernah dilakukan kepada orang tersebut. Naudzubillah.  [Daaruttauhiid]

Back to top button