JELAJAH JIWA – Antologi Puisi Religi Imas Mulyati

Jelajah Jiwa dan Tetes Embun dari Langit Nurani
Dalam Jelajah Jiwa, Imas Mulyati tak hanya menulis puisi, ia merapal doa dalam bentuk larik, menguliti keresahan jiwa, dan menyulam harapan yang bertabur iman. Buku ini adalah kitab kecil seorang musafir hati yang tahu benar jalan pulang pada Sang Maha Penyayang. Setiap sajak yang ditulis, dari “Hanya Pada-Mu” hingga “Dalam Tersedu”, adalah napas yang mendesir perlahan, lalu menjelma pelukan hangat bagi pembaca yang sedang lelah mencari makna hidup.
Puisi-puisi Imas tidak lahir dari menara gading atau ruang studi yang sunyi, melainkan dari lantai kehidupan yang riuh: dari lelahnya menjadi ibu, dari galau spiritual yang manusiawi, hingga cinta tulus yang mengalir deras ke Tuhan dan sesama. Pilihan diksinya religius namun tak menggurui, melankolis namun tak terjerembab, indah tanpa kehilangan kesahajaan. Ia menulis seperti berbicara lembut kepada pembaca, kadang seperti ibu, kadang seperti sahabat, dan sering seperti santri yang tekun merapal rindu pada Yang Mahakuasa.
Buku ini layak menjadi teman sepi dalam sujud malam, atau pembuka pagi saat hati terasa hampa. Imas Mulyati mengajak kita kembali percaya bahwa spiritualitas bukan hanya soal ritual, tapi tentang keberanian mencintai hidup dan menyerahkannya kembali dengan penuh syukur. Jelajah Jiwa bukan hanya antologi puisi religi—ia adalah kitab kecil zikir modern yang layak dibaca perlahan, diresapi dalam-dalam, dan disimpan di sisi kepala, bukan hanya rak buku. (Irzi Risfandi, sastrawan dan pengulas teks)
Seuntai Rindu
Dalam hening malam dan kesunyian hati, penulis mempersembahkan antologi puisi ini sebagai ungkapan kepasrahan kepada Tuhan. Setiap bait adalah cermin dari perjalanan jiwa, yang mengarungi samudera kehidupan dengan penuh ketundukan dan harapan.
Di tengah gemuruh dunia yang tak henti berputar, penulis merasakan ketenangan dalam menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Puisi-puisi ini adalah jejak-jejak kecil dari perjalanan batin, yang mengajak setiap pembaca untuk merenungi makna sejati dari kepasrahan. Dalam setiap kata, terkandung doa-doa yang mengudara, mencari cahaya di balik awan ketidakpastian.
Kata-kata ini mengalir dari hati yang telah merasakan pahit manisnya kehidupan, yang telah belajar untuk menerima dengan lapang dada dan percaya pada rencana Ilahi. Setiap sajak adalah lambaian tangan kepada Sang Mahakuasa, memohon bimbingan dan rahmat dalam setiap langkah.
Semoga antologi ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua akan kekuatan dan kedamaian yang datang dari berserah diri. Dalam setiap puisi, penulis berharap pembaca dapat menemukan sepercik ketenangan, seulas senyum, dan sebersit harapan yang membawa kita lebih dekat kepada Tuhan.
Selamat menikmati rangkaian kata yang telah tertata dengan segenap cinta dan rasa syukur. Semoga puisi-puisi ini dapat menginspirasi, menguatkan, dan menyentuh hati, serta membawa kita semua dalam perjalanan yang lebih damai dan penuh dengan kepasrahan.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk merenungi dan meresapi setiap bait yang tertulis di sini. Dengan segala kerendahan hati, saya ucapkan selamat menikmati antologi ini. Semoga damai selalu menyertai kita semua.
Antologi Puisi Religi: Jelajah Jiwa
Editor, Dodi Ahmad Fauji
Perancang Sampul, Imas Mulyati
Penata Letak, Taupik Hermawan
Cetakan pertama, Juni 2025
100 Halaman
Rp 70.000