Uncategorized

Al Aswandi, Polisi yang berhasil meraih penghargaan Kalpataru

Tak hanya mengembangkan lahan, Aswandi juga membuat turbin mini dengan memanfaatkan aliran sungai sebagai sumber tenaga listrik. Turbin mini tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk sumber energi sebelum masuknya pasokan listrik dari pemerintah.

PAYAKUMBUH-Sangat jarang terdengar ada polisi yang mengabdikan hidupnya ke masyarakat dan lingkungan bahkan mendapat penghargaan Kalpataru. Namun Iptu Al Aswandi membuktikan bahwa apapun profesi seseorang dapat meraih penghargaan Kalpataru. Ia mendapar penghargaan Kalpataru untuk kategori Pengabdi Lingkungan Hidup, tanggal 5 Juni 2014.

Keberhasilan Al Aswandi meraih Kalpataru, membuat masyarakat Nagari Sitanang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, dan Sumatera Barat bangga terhadapnya. Demikian juga para koleganya di kepolisian tempat ia bertugas di Polres Limapuluh Kota dan Polda Sumbar. Bahkan, Markas Besar (Mabes) Polri melalui Divisi Humas, sampai membuat testimoni terkait keberhasilan Iptu Al Aswandi yang telah mengharumkan nama kepolisian.

“Di tengah sorotan publik akan tindakan oknum-oknum yang mencoreng nama baik kepolisian, anggota Polri sejati tetap menjalankan tugas dengan sepenuh hati, tanpa pamrih dan kehadirannya berguna bagi masyarakat di sekitar,” tulis Divisi Humas Polri terkait prestasi Iptu Al Aswandi, yang pada 2014 ia masih berpangkat Aiptu.

Adapun yang mengusulkan Al Aswandi sebagai peraih Kalpataru adalah dari Kementerian Lingkungan Hidup Pemprov Sumbar. Sebelum mengusulkan mereka mengirim tim survei sebanyak Sembilan orang ke daerah Nagari Sitanang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota.

“Berkat kerja keras, ide dan gagasan, Aiptu Aswandi bersama masyarakat membangun saluran irigasi yang dapat mengairi sekitar 75 hektare sawah masyarakat sekitar sejak tahun 2002. Sehingga dari sawah yang dahulunya hanya mampu panen sekali dalam setahun kini berkat sistem pengairan yang baik sawah-sawah tersebut mampu dipanen tiga kali dalam setahun. Selain itu pada tahun 2009 beliau juga mengembangkan tanah seluas 50 hektar untuk tanaman mahoni, karet cokelat petai serta durian,” tulis Divisi Humas Polri.

Di samping mengembangkan lahan, dengan memanfaatkan aliran sungai sebagai sumber tenaga listrik Aswandi juga membuat turbin mini yang kemudian dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk sumber energi sebelum masuknya pasokan listrik dari pemerintah.

“Kini setelah masyarakat telah mendapat fasilitas listrik dari pemerintah, turbin mini tersebut digunakan sebagai saranan sumber penerangan pada bidang perikanan. Aiptu Al Aswandi juga bekerjasama dengan instansi di Sumbar mendirikan Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SKPD) untuk melakukan penyuluhan-penyuluhan baik di bidang pertanian, kehutanan dan perikanan bagi warga masyarakat. Maka dari itu lahirlah kelompok tani dan kelompok perikanan,” terang Divisi Humas Polri.

Al Aswadi yang kini menjabat sebagai Wakapolsek Luhak, beberapa waktu lalu kembali mendapat reward dari Kapolres Payakumbuh, AKBP Dony Setiawan, S. Pelaksanaan pemberian reward dilakukan di lokasi irigasi yang dibangun Iptu Al Aswandi di Ngalau Tabuah, Nagari Sitanang, Kabupaten Limapuluh Kota.

Di lokasi itu Al Aswadi menunjukkan kepada Kapolres Payakumbuh yang didampingi pejabat teras Polres, lokasi dan mekanisme bekerja saluran irigasi yang dibangunnya pada tahun 2002 dengan biaya sendiri, sehingga dapat mengairi sekitar 75 hektar sawah masyarakat.

Ia bersyukur dan semakin bersemangat untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.

“Penghargaan ini bukan milik saya, tetapi milik institusi Polri. Saya meraih penghargaan ini karena saya Polisi, tanpa Kepolisian saya tidak akan bisa bekerja seperti sekarang, sedangkan tanpa saya Kepolisian tetap akan jalan,” katanya dengan rendah hati.

(tvl)

Back to top button